Mesir Kini Telah Buka Perbatasan Rafah, Pengunsi Bisa Keluar dari Gaza
Abadikini.com, JAKARTA – Mesir siap menerima pengungsi dari Jalur Gaza yang terluka. Selain itu, Mesir bersedia membuka perbatasan Rafah untuk jalur masuk para warga asing yang akan dievakuasi.
Pembukaan perbatasan Rafah ini terjadi setelah Qatar menjadi mediator antara Mesir, Israel, dan Hamas, agar warga asing dan warga Palestina yang terluka bisa dievakuasi. Sejumlah rumah sakit di Gaza sudah kewalahan menerima pasien terluka dan jasad karena keterbatasan alat, tempat, dan bahan bakar untuk generator.
“Kelompok pertama pengungsi dari Gaza yang terluka sudah masuk ke Mesir dengan ambulans sekitar pukul 16.35 sore (waktu setempat),” sebut seorang sumber di perbatasan Mesir, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (2/11/2023).
Sementara itu, sebuah rumah sakit lapangan yang terdiri dari empat tenda, yang masing-masing berisikan 20 tempat tidur dan 12 karavan medis telah didirikan di Sheikh Zuweid. Lokasi rumah sakit lapangan itu sekitar 15 kilometer dari Rafah.
Beberapa rumah sakit di daerah Sheikh Zuweid dan Al Arish di Mesir juga menyatakan bersedia menerima pasien dari Gaza. Pasien dengan kondisi yang parah akan dikirim ke rumah sakit di Ismailia.
Sekitar 40 ambulans juga sudah ada di Rafah untuk mengangkut para pengungsi dari Gaza yang terluka.
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi mengatakan kemungkinan evakuasi WNI dari Gaza, kemarin. Setidaknya ada tujuh WNI yang akan dievakuasi dari Gaza, sementara tiga WNI lainnya memilih tinggal untuk menjalankan misi kemanusiaan di Rumah Sakit Indonesia, Gaza.
“Persiapan evakuasi salah satunya adalah menggerakkan tim kita dari Kairo ke perbatasan Rafah. Satu-satunya pintu yang terbuka adalah perbatasan Rafah di Mesir,” kata Retno, dalam jumpa pers di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, kemarin.
Retno membeberkan tim Kemlu dari Kairo sudah tiba di di perbatasan Rafah pada 15.53 waktu Indonesia.
“Saya terus berkomunikasi dengan mereka, saya memantau, saya berikan semangat juga untuk mereka karena mereka harus mengalami antrean dan pemeriksaan berkali-kali,” ujar Retno.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyambut baik keputusan Mesir menerima sejumlah warga Gaza yang terluka dan sakit untuk mendapatkan perawatan.
“Kami telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Mesir dalam merencanakan evakuasi medis dan akan terus memberikan dukungan,” kata Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Tedros pun mendesak perhatian tersebut tidak boleh dialihkan dari kebutuhan yang lebih besar bagi ribuan pasien di Gaza. Banyak di antaranya sangat rentan dan tidak dapat direlokasi.