Mayoritas Negara Anggota ASPAG Kecam Keras Tindakan Kekerasan Israel di Palestina
Abadikini.com, JAKARTA – Mayoritas negara anggota Asia Pacific Group (ASPAG) mengecam keras tindakan kekerasan Israel di Palestina yang secara tragis telah mengakibatkan hilangnya nyawa orang tak berdosa dan luka parah pada warga sipil. ASPAG kembali membangun kerja sama dengan ILO dan negara-negara anggota lainnya dalam mengatasi tantangan-tantangan mendesak di Palestina.
“ASPAG meyakini kemitraan sangat penting dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh para pekerja Palestina. Bersama-sama, kita dapat memberikan dampak yang berarti terhadap kehidupan para pekerja Palestina dan berkontribusi terhadap perdamaian dan keadilan sosial yang ingin kita capai di wilayah tersebut,” ujar Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi di Jenewa, Swiss, Kamis lalu, seperti dalam keterangan dilansir, Senin (6/11/2023).
Anwar mengungkapkan, ASPAG menyerukan kepada Negara-negara anggota, mitra pembangunan, dan donor untuk meningkatkan upaya kolaboratif, baik secara finansial maupun teknis, untuk menciptakan solusi jangka panjang.
Sekjen Anwar pun menambahkan pentingnya strategi ketenagakerjaan nasional Palestina untuk 2021-2025 yang sejalan dengan tujuan peluang kerja yang layak, pelindungan sosial dan peningkatan tata kelola pasar tenaga kerja.
ASPAG mengkhawatirkan dampak dari meningkatnya serangan Israel akan mengakibatkan tingginya tingkat pengangguran dan berkurangnya prospek pekerjaan yang layak, sebagaimana dituangkan dalam dokumen GB.349/POL/4.
“Tingkat pengangguran yang mengkhawatirkan, khususnya di kalangan perempuan dan generasi muda, memerlukan tindakan segera dan terkoordinasi. ASPAG mendukung penuh intervensi transformatif guna membuka jalan bagi solusi ketenagakerjaan jangka panjang di Palestina,” ujar Anwar.
Anwar menilai tujuan ASPAG mendorong pekerjaan yang layak, keadilan sosial, kebebasan berserikat dan perundingan bersama, akan selalu terhambat oleh ketidakstabilan dan ketidakpastian yang terus-menerus terjadi di Palestina.
“Janji akan lapangan kerja bermartabat, upah yang adil, dan pertumbuhan inklusif sesuai cita-cita pemimpin ILO, bergantung pada landasan perdamaian,” katanya.