Inilah 3 Kota Penganut Agama Yahudi Terbesar di Indonesia
Abadikini.com, JAKARTA – Yahudi adalah agama asli bangsa Yahudi yang mencakup seluruh aspek tradisi, peradaban, kebudayaan, dan hukum mereka. Pada tahun 2021, jumlah penganut Yahudi atau Yudaisme di seluruh dunia mencapai 14,7 juta jiwa atau sekitar 0,2 persen dari populasi global.
Dari jumlah tersebut, hampir setengahnya tinggal di Israel, mencapai 6,9 juta jiwa, menjadikannya mayoritas agama di negara tersebut. Di Amerika Serikat, penganut agama Yahudi mencapai 5,7 juta jiwa, menempatkannya sebagai negara dengan jumlah kedua terbanyak.
Di Indonesia, agama Yahudi telah ada sejak zaman Belanda. Diperkirakan jumlah penganutnya mencapai 5.000 jiwa. Namun, hanya sekitar 10 persen atau 500 jiwa yang masih mempraktikkannya, sementara sisanya memilih beralih ke agama Islam dan Kristen.
Berikut Kota di Indonesia yang banyak menganut Agama Yahudi
1. Jakarta
Sebagai pusat bisnis dan pemerintahan di Indonesia, Jakarta menjadi tempat bertemunya penduduk dari berbagai latar belakang, termasuk komunitas Yahudi. Diperkirakan ada sekitar 100 orang penganut Yahudi di Jakarta. Sayangnya, mereka belum memiliki sinagoga, sehingga kebanyakan dari mereka melakukan ibadah di rumah-rumah anggota komunitas.
Sejarah keberadaan penganut agama Yahudi di Jakarta dapat ditelusuri kembali hingga zaman penjajahan Belanda, ketika sekitar 20 keluarga keturunan Belanda dan Jerman tinggal di Batavia. Namun, populasi ini terus mengalami penurunan seiring berjalannya waktu.
2. Manado
Penganut agama Yahudi sebenarnya tinggal di Kabupaten Minahasa yang berbatasan langsung dengan Kota Manado, bukan di kota Manado itu sendiri. Di wilayah tersebut, terdapat sebuah sinagoga bernama Sinagoga Sha’ar Hashamayim Tondano. Sinagoga ini merupakan salah satu tempat ibadah agama Yahudi yang masih berdiri di Indonesia. Masyarakat Sulawesi Utara, khususnya di Minahasa, sangat menerima kehadiran penganut Yahudi. Mereka juga membuka pelukan terhadap berbagai keberagaman adat, budaya, dan agama.
3. Surabaya
Surabaya memiliki populasi penganut agama Yahudi terbesar ketiga di Indonesia, dengan jumlah sekitar 20 orang pada tahun 2021. Pada masa kolonial Belanda, Surabaya menjadi tempat tinggal bagi ratusan penduduk berlatar belakang Yahudi.
Mereka memiliki berbagai profesi, termasuk pegawai pemerintahan, tentara, dan pedagang. Beberapa peneliti bahkan memperkirakan bahwa sekitar 500 keturunan Yahudi pernah tinggal di sana. Namun, jumlah ini terus menurun seiring dengan penindasan oleh Jepang di bawah pemerintahan Partai Nazi.
Pada tahun 1948, komunitas Yahudi Surabaya membeli sebuah rumah dan mengubahnya menjadi sinagoga. Setelah berdiri selama puluhan tahun, pada tahun 2010, sekelompok organisasi masyarakat Islam melakukan aksi protes di depan sinagoga tersebut sebagai respons terhadap serangan Israel terhadap Palestina.