Tak Akui Israel Sebagai Negara, Rupanya Indonesia Memiliki Hubungan Perdagangan, Ini Dia Produknya

Abadikini.com, JAKARTA – Meski tidak mengakui Israel sebagai sebuah negara, Indonesia tercatat melakukan hubungan perdagangan dengan negara tersebut.

Perdagangan tersebut dideteksi melalui data Badan Pusat Statistik (BPS). BPS mencatat nilai impor Indonesia dari Israel mencapai US$16,97 juta atau sekitar Rp263,12 miliar (asumsi kurs Rp15.505 per dolar AS) selama Januari – Oktober 2023.

Dibandingkan tahun lalu, nilai impor tersebut turun mencapai US$47,82 juta atau Rp741,52 miliar.

Melansir insert live Jumat (17/11/2023) berikut ini deretan produk impor Indonesia dari Israel:

Pertama adalah mesin dan perkakas mekanis serta bagiannya (HS84) sebesar US$5,03 juta.

Kedua perkakas dan peralatan yang berasal dari logam tidak mulia (HS82) sebesar US$3,86 juta dan mesin dan perlengkapan elektronik serta bagiannya (HS85) senilai US$1,45 juta.

Ketiga instrumen optik, sinematografi, fotografi, dan medis (HS90) sebesar US$1,45 juta dan bahan kimia anorganik (HS28) sebesar US$900 ribu.

Amalia Adininggar Widyasanti yang merupakan Plt. Kepala BPS di sebuah konferensi pers, pada Senin (16/10) mengatakan bahwa Indonesia memang tak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Namun, hal tersebut bukanlah penghalang bagi kedua negara untuk menjalin hubungan perdagangan.

Oleh karena itu, barang-barang dari Israel pun bisa masuk ke Indonesia.

“Kalau kita tidak memiliki hubungan diplomatik tidak berarti secara ekonomi kita tidak boleh melakukan hubungan dagang. Tetap bisa dilakukan karena ini adalah bisnis itu bisnis sifatnya,” jelasnya.

Amalia juga nenyebutkan nilai impor dari Israel sejak 2020 hingga 2022 lalu. Tercatat, nilai impor tersebut mengalami perubahan.

Ia menjelaskan dengan rinci bahwa impor dari Israel mencapai US$56,5 juta atau sekitar Rp888,81 miliar pada 2020.

Angka tersebut kemudian mengalami penurunan US$26,5 juta atau sekitar Rp416,88 miliar pada 2021.

Nilai impor dari Israel pun turun kembali menjadi US$47,8 juta atau sekitar Rp751,72 miliar.