Ndasmu Angin Gak ada KTP nya
Oleh: Salamuddin Daeng
Abadikini.com – Makanya baca jangan ngarang! Sekarang era transisi energi. Di manapun orang membuang angin polusi maka akan dihitung, dicatat, dikenakan denda, dikenakan pajak, dan dipersulit akses kredit ke bank. Itulah dunia sekarang yang tengah dipandu oleh agenda transisi energi untuk mengatasi perubahan iklim atau climate change.
Indonesia sendiri akan menerapkan pajak polusi ini, sebagaimana negara negara lainnya. Jadi kalau sampean buang polusi sampean harus bayar nanti. Mungkin hanya kentut akan sulit dijangkau oleh sistem ini.
Jadi angin polusi bukan saja ada KTP-nya bahkan ada identitas dan alamat perusahaan darimana angin polusi itu berasal. Dalam regulasi di banyak negara, sebuah perusahaan yang menghasilkan polusi sekarang ini sudah diwajibkan membayar pajak karbon dan terkena berbagai disinsentif lainnya dan bahkan dipersulit ijin usahanya .
Itulah mengapa sekarang berbagai negara mengejar target penurunan emisi karbon dan berusaha mencapai net zero emission (NZE) atau mencapai nol bersih. Jadi walaupun masih boleh menghasilkan polusi tetapi harus membuat penetralnya. Misalnya dengan cara menanam pohon, atau menyedot karbon, atau menyimpanya di suatu tempat yang sangat aman.
Oleh karena sekarang semua perusahaan terutama perusahaan energi juga mengejar net zero emission ini, agar ke depan tidak terkena oleh bernagai habatan dalam menjual produk mereka, hambatan dalam perdagangan lainnya dan juga memudahkan akses mereka kepada keuangan dan bank.
Kemampuan menurunkan emisi oleh setiap negara, perusahaan, termasuk pemerintah daerah, dilaporkan secara terbuka ke publik. Sekarang perusahaan punya indikator Environmental, social, and corporate governance (ESG) untuk melaporkan partisipasi perusahaan terhadap masalah lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Ini adalah bagian dari portofolio lingkungan perusahaan tersebut.
Jadi sekarang ini angin polusi ada KTPnya. Jangan salah dan jangan ketipu dengan orang yang mengatakan bahwa angin polusi tidak ada KTPnya. Bisa jadi orang itu kurang baca. Bisa jadi juga orang itu tidak pernah mengalami bahwa memiliki portofolio net zero emission itu bisa membuat perusahaan, pemda dapat banyak cuan. Ini sekarang karbon telah dapat diperdagangkan Ngono mas e.