AMJ-UKB Gelar FGD, Kawal Suara Rakyat Pada Pemilu 2024
Abadikini.com, SURABAYA – Aliansi Mahasiswa Jawa Timur Untuk Kemajuan Bangsa (AMJ-UKB) mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tujuan kuat, yaitu untuk mengawal suara rakyat dalam Pemilu 2024.
Dalam acara tersebut, AMJ-UKB menegaskan komitmennya untuk menjadi pengawal dan penjaga suara rakyat.
Ketua Aliansi, Andi menyampaikan, “Kami percaya bahwa suara pemuda memiliki kekuatan besar dalam membentuk masa depan bangsa. FGD ini bukan hanya sebagai forum diskusi, tetapi juga sebagai langkah konkret partisipasi aktif pemuda dalam proses pemilihan nanti.”
Pertemuan ini dihadiri oleh anggota-anggota AMJ-UKB dari berbagai kampus di Jawa Timur. Diskusi ini melibatkan isu-isu politik dan Pemilu 2024, partisipasi pemuda, dan peran mahasiswa. Selain itu, pertemuan ini juga menghasilkan gerakan untuk kawal aspirasi rakyat serta tuntutan kepada Pak Prabowo selaku Capres.
Andi mengatakan, “Semua perwakilan kampus yang hadir ini, bersepakat setelah melihat, membaca, dan mendengar bahwa hari ini suara rakyat tidak terbendung memilih Bapak Prabowo Subianto, Ini berdasarkan berbagai pengamatan kami secara mendalam, dari hasil survey, kajian, pengajian, bacaan, dan lain sebagainya, maka mahasiswa menuntut agar Pak Prabowo tidak mengkhianati suara rakyat yang tidak terbendung itu.”
Selain itu, tambah Andi, pihaknya akan menyampaikan hasil FGD kepada TKD Jawa Timur, khususnya tuntutan kepada Pak Prabowo jika Beliau terpilih menjadi Presiden.
“Tuntutan dari suara rakyat yang kami berikan semoga nantinya bisa disampaikan kepada Pak Prabowo. Tentu bukan hanya menyampaikan tuntutan ini, tapi kami juga akan terus mengawal tuntutan ini saat Pak Prabowo jadi Presiden. Jika pemimpin atau Pak Prabowo mengkhianati rakyat, maka kami selaku mahasiswa akan menjadi garda terdepan untuk mengoreksi dan memprotes Pemerintah,” tuturnya.
Di akhir, Andi menjelaskan, “Ya, kami masih rumuskan teknis penyampaian tuntutan dari suara rakyat ini. Tapi yang jelas, melalui gerakan ini, kami ingin memastikan pemimpin ke depan tidak mengkhianati suara rakyat Indonesia.