Hasto Samakan Gibran dengan Supir Truk, Sekjen PBB: 02 Menang, Kita Bawa Santai
Abadikini.com, JAKARTA – Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran Afriansyah Noor menanggapi santai pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang sempat menyindir Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, dengan menyamakan seperti sopir truk berusia 17 tahun, pelaku tabrakan di Gerbang Tol Halim beberapa waktu lalu.
“Tidak ada masalah, 02 sudah menang. Kita ketawa-ketawa saja bawa santai,” ucap Afriansyah kepada media di Jakarta, Senin (1/4/2024).
Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB) itu justru mengaku heran pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Sekjen partai besar seperti PDIP. Sebab menjadi aneh, meragukan kemampuan sesorang disaat proses pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto berjalan.
“Semua perlu proses dan pembuktian, orang belum dilantik dan bertugas kok diremehkan. Jangan belum apa-apa sudah meremehkan orang,” ujar Afriasnyah.
Ia menyatakan tentu pernyataan Hasto tersebut tak bisa diukur secara konstruksi, mengingat baginya, Gibran bukan supir atau pilot pada pemerintahan selanjutnya, melainkan sebagai co-pilot.
“Mas Gibran ini menurut saya bukan supir langsung, tapi dia co-supir, bukan pilot langsung co-pilot. Jadi tetap yang mengendarai atau yang menjadi pilotnya itu pak Prabowo,” ujarnya.
Tentu, lanjut dia, Gibran akan mengikuti perintah Prabowo. Sehingga tak perlu dikhawatirkan bila nantinya Gibran tak mampu mengemban tugasnya, mengingat ia pernah menjabat sebagai Wali Kota Solo.
“Jadi insya Allah tidak ada kita ragukan soal beliau mendampingi pak Prabowo nantinya. Yang utama bagi kami adalah keharmonisan antara kedua pasangan ini, keselarasan, keserasian, dan kekompakan itu yang utama,” tegas Afriansyah Noor.
“Mas Gibran tentunya bisa memposisikan sebagai wakil presiden. Nah tentunya sebagian wakil, beliau perannya seperti apa, tentunya beliau juga paham. Jadi apa yang diibaratkan sebagai supir yang menabrak, atau supir di bawah umur itu, ya tidak akan terbukti lah di situ,” tandasnya.
Sebelumnya, Hasto dalam diskusi ‘Sing Waras Sing Menang’ yang disiarkan secara daring, Sabtu (30/3/2023) mengibaratkan, Gibran yang maju cawapres seperti sopir truk yang kecelakaan di Gerbang Tol Halim. Dua-duanya, ucap Hasto, sama-sama belum cukup umur dalam menjalani masalah yang ada.
Hasto awalnya bicara supremasi hukum kini luntur karena pencalonan Gibran sebagai cawapres yang menentang batas usia capres-cawapres.
Hasto menilai sikap kedewasaan yang belum tercapai dalam kasus tersebut. Dia lalu mengambil contoh seperti sopir truk yang mengalami kecelakaan di tol Halim, di mana berusia 17 tahun dan belum memiliki SIM.
“Kemarin beberapa waktu lalu ada kecelakaan seorang anak usia 17 tahun, sopir truk ternyata SIM dia tidak punya, kedewasaan di dalam menghadapi problematika di jalan raya belum terjadi, hanya gara-gara menyenggol satu mobil dia lari karena kedewasaannya belum tercapai. Lalu menabrak dan mengena mobil lainnya,” ujarnya.
Hasto menilai hal tersebut contoh ketika hanya berorientasi pada hasil. Hasto mengatakan mengemban jabatan tertentu tanpa sikap kedewasaan yang belum tercapai akan berbahaya. Ia menyatakan, usia Gibran belum mencukupi untuk menjalan persoalan yang kompleks tersebut.