Yusril Tanya Ahli Ganjar soal Peran Mendes Bantu Cak Imin di Pilpres
Abadikini.com, JAKARTA – Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran yang juga Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra merespons pernyataan ahli dari kubu Ganjar-Mahfud, Hamdi Muluk yang mengaitkan hubungan ayah dan anak antara Presiden Jokowi dengan Gibran Rakabuming Raka, diklaim sebagai indikasi kuat adanya keberpihakan petahana pada paslon nomor urut 2.
Yusril pun membalas dengan mengatakan seharusnya ahli juga mengaitkan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar yang merupakan kakak kandung cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
“Saudara ahli, mungkin saudara ahli lebih fokus pada petahana dan kalau petahana tidak maju, orang yang di-support oleh petahana, itu bansos akan berpengaruh kepada peningkatan dukungan terhadap petahana atau yang didukung oleh petahana dalam proses pemilihan,” kata Yusril dalam sidang sengketa hasil Pilpres 2024 di Gedung MK, Jakarta Pusat, Selasa (2/4/2024).
Jika harus dikaitkan dengan petahana, menurutnya, pasangan Anies-Muhaimin pun dapat dikaitkan dengan petahana Abdul Halim Iskandar. Dia mengatakan Abdul Halim menjabat mendes yang salah satunya mengurusi soal dana desa, bukan tidak mungkin jadi celah dalam memobilisasi aparat desa untuk memenangkan paslon tertentu.
“Sebagai contoh misalnya penyaluran dana desa. Dana desa itu Rp1 miliar per desa. Jumlah desa ini di negara kita 83.971 desa dan ada pendamping desa yang langsung itu di bawah kontrol Mendes. Apakah saudara ahli juga bisa melihat kaitan misalnya Mendes itu adalah saudara dari Muhaimin?” kata Yusril.
“Kalau dikontekskan Jokowi dengan Gibran, apakah tidak relevan mengaitkan Muhaimin dengan adiknya yang Mendes, yang menguasai penyaluran dana desa ini. Mengapa hal ini luput dari perhatian?” ucap Yusril lagi.
Hamdi Muluk lalu merespons dengan mengatakan fenomena pasangan calon diuntungkan oleh petahana juga berlaku bagi pasangan nomor urut 1. Meski begitu, Hamdi mengaku belum menemukan studi yang lebih rinci mengenai hal itu.
“Itu juga berlaku untuk yang lain. Memang kalau kita mau studinya detail betul kita bisa mengkonsiderasi data yang lebih lokal. Saya tidak punya data itu saya punya data yang lebih universal. Menggambarkan fenomena ini,” tuturnya.