Posisi Utang Indonesia Masih dalam Batas Aman Dibandingkan dengan Negara Lain
Abadikini.com, JAKARTA – Ekonom Utama Departemen Riset Ekonomi dan Kerja Sama Regional Bank Pembangunan Asia (ADB), Arief Ramayandi, memastikan bahwa posisi utang Indonesia masih dalam batas aman jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Pernyataan ini disampaikan dalam acara Asian Development Outlook 2024 Discussion yang diadakan di Perpustakaan Nasional, Jakarta, pada Kamis (16/5/2024).
“Rasio Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia masih dalam kondisi aman. Memang tingkatnya lebih tinggi, tetapi pada dasarnya 39 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) bukanlah masalah besar,” ujar Arief dalam pemaparannya.
Arief juga membandingkan posisi utang Indonesia dengan negara-negara lain seperti Jepang, yang memiliki rasio utang di atas 200 persen dari PDB, dan Amerika Serikat dengan rasio 100 persen dari PDB.
Menurut Arief, sejauh ini tidak ada batasan rasio utang negara yang baku. Namun, Bank Dunia menetapkan angka 60 persen sebagai batas yang aman.
“Kalau rasio utang tidak ada batasan yang baku, secara umum World Bank mengeluarkan angka 60 persen sebagai batas aman. Tapi di atas dari itu tidak masalah asal bisa diatur dengan baik,” tambahnya.
Lebih lanjut, Arief menjelaskan bahwa yang terpenting adalah bagaimana manajemen utang dilakukan. “Pada dasarnya, masalah rasio utang itu soal manajemen utangnya: kita ambil utang untuk apa, kita belanjakan buat apa, dan apakah belanja yang kita lakukan dengan utang itu akan menghasilkan pendapatan untuk membayar biaya utangnya di masa mendatang,” jelasnya.
Pada tahun 2023, rasio utang pemerintah Indonesia tercatat turun menjadi 38,6 persen terhadap PDB dari sebelumnya 39,7 persen pada tahun 2022.
Acara Asian Development Outlook 2024 Discussion ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk para ekonom, akademisi, dan perwakilan pemerintah, yang bersama-sama membahas perkembangan dan prospek ekonomi Asia, termasuk Indonesia.
Tentang ADB
Asian Development Bank (ADB) adalah lembaga keuangan internasional yang didedikasikan untuk mengurangi kemiskinan di Asia dan Pasifik melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif, pembangunan berkelanjutan, dan integrasi regional.