Stetoskop: Alat Diagnostik Jantung yang Tetap Relevan Selama 200 Tahun dengan Sentuhan Teknologi AI

Abadikini.com, JAKARTA – Stetoskop telah menjadi simbol tak terpisahkan dari profesi dokter selama hampir 200 tahun. Alat ini masih terlihat menghiasi leher setiap dokter atau terselip di saku jas lab mereka. Peran penting stetoskop dalam penilaian suara detak jantung, baik yang normal maupun yang tidak, tetap relevan hingga kini.

Dr. dr. Anwar Santoso, Sp.JP(K), FIHA, FASCC, seorang Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, menekankan bahwa stetoskop masih menjadi alat diagnosis utama untuk penyakit katup jantung, penyakit jantung kongenital, dan penyakit jantung paru. “Peran stetoskop ini terutama untuk diagnosis penyakit katup jantung dan penyakit jantung kongenital,” jelas dr. Anwar di Jakarta, Sabtu (15/6).

Namun, untuk diagnosis penyakit jantung koroner dan gagal jantung, peran stetoskop konvensional tidak cukup besar. “Kecuali stetoskop yang dilengkapi dengan teknologi AI (Artificial Intelligence), sehingga energi suara dari jantung dan paru akan ditransmisikan menjadi data digital,” ujar dr. Anwar dilansir dari laman kemkes, Senin (17/6/2024).

Teknologi ini, dikenal sebagai phonocardiography, memungkinkan tampilan grafik atau gambar suara jantung dan paru yang real-time melalui layar komputer atau ponsel pintar.

Penggunaan AI pada stetoskop menjanjikan peningkatan akurasi dan keandalan diagnosis. AI-smart stethoscope mampu mengumpulkan big data dari suara jantung dan menganalisisnya dengan algoritma canggih, meningkatkan akurasi diagnosis. Teknologi ini sangat berguna untuk skrining awal oleh dokter layanan primer sebelum pasien dirujuk ke rumah sakit.

Di Inggris, penelitian oleh National Heart and Lung Institute and Centre for Cardiac Engineering, Imperial College London, menunjukkan bahwa stetoskop berteknologi AI mampu mendeteksi gagal jantung dengan sensitivitas 91% dan spesifisitas 80%. Penelitian ini menyoroti potensi skrining penyakit jantung secara non-invasif dan ekonomis, yang bisa diterapkan di layanan kesehatan primer.

Pemanfaatan stetoskop AI juga menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam mendiagnosis pneumonia. Proyek kolaboratif antara insinyur dan dokter di Johns Hopkins University menciptakan stetoskop pintar yang mampu mendeteksi pneumonia dengan akurat di lingkungan bising, yang sangat berguna untuk pencegahan kematian anak akibat pneumonia.

Meski demikian, dr. Anwar menegaskan bahwa untuk diagnosis penyakit jantung yang komprehensif, diperlukan alat penunjang seperti echocardiography, cardiac-MRI, dan CT-scan. “Stetoskop konvensional masih dipakai sebagai langkah diagnostik awal sebelum dilakukan pemeriksaan penunjang lebih lanjut,” jelasnya.

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, pada 3 Juni 2024 menyatakan bahwa penggunaan teknologi AI dalam bidang kesehatan dapat membawa perubahan signifikan dalam layanan kesehatan di Indonesia, termasuk dalam deteksi dini penyakit jantung. WHO juga mendukung pemanfaatan AI untuk transformasi kesehatan global, dengan panduan yang memastikan tata kelola, kesetaraan, dan perlindungan hak asasi manusia.

Dengan terus berkembangnya teknologi, stetoskop tetap menjadi alat vital dalam dunia kedokteran, kini diperkuat dengan inovasi AI yang meningkatkan akurasi dan efisiensi diagnosis penyakit jantung dan paru.

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker
planet128 cahaya128 planet128 turbo128 planet128 rawit128 cahaya128 rawit128 planet128 rawit128 planet128 planet128 rawit128 turbo128 rawit128 planet128 rawit128 turbo128 planet128 rawit128 planet128 planet128 planet128 planet128 turbo128 rawit128 planet128 planet128 planet128 rawit128 turbo128 turbo128 planet128 rawit128 rawit128 planet128 turbo128 Slot mega888 slot slot gacor slot demo