Dikritik Bank Dunia Program Makan Gratis, Airlangga Bilang Begini

Abadikini.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons kritikan Bank Dunia atau World Bank terhadap program makan bergizi gratis yang akan dijalankan pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto mulai 2025 mendatang.

Sebagaimana diketahui, Bank Dunia menganggap program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak memiliki dampak pada pengentasan masalah stunting. Hal ini mereka ungkap dalam seksi khusus pembahasan ‘school meals’ dalam The Indonesia Economic Prospects (IEP) Juni 2024.

Airlangga menganggap, program makan bergizi gratis itu tujuannya sebetulnya bukan hanya untuk mengatasi masalah stunting, lebih dari itu untuk meningkatkan skor Program for International Student Assessment (PISA) Indonesia.

“Kan tujuan makanan bergizi itu untuk pertumbuhan dan yang lain, supaya targetnya PISA, bukan Pizza Margherita ya,” tutur Airlangga dilansir dari CNBCIndonesia Jumat (28/6/2024).

Sebagai informasi, Sejak 2000 Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) secara konsisten mengadakan penilaian kualitas pendidikan suatu negara melalui Program for International Student Assessment (PISA) untuk mengevaluasi prestasi siswa yang berusia 15 tahun dalam tiga tahun sekali.

Baru-baru ini pada 5 Desember 2023 lalu, OECD melaporkan hasil skor PISA Indonesia periode 2022 yang hasilnya turun cukup dalam. Bahkan, skor literasi membaca Indonesia menjadi yang terendah di antara skor PISA tahun-tahun sebelumnya. Hal ini merefleksikan mutu pendidikan di Tanah Air masih rendah.

Penilaian OECD melalui PISA didasarkan pada tiga aspek yakni Matematika, Membaca, dan Sains. Sebagai catatan, survei PISA 2022 seharusnya dilaksanakan pada 2021, akan tetapi ditunda karena pandemi Covid-19.

Pada PISA 2022, penilaian difokuskan pada kemahiran siswa dalam matematika dengan penekanan lebih besar diletakkan pada penalaran matematika. Survei PISA 2022 ini merupakan studi ekstensif pertama yang berisi data tentang bagaimana pandemi Covid-19 berdampak pada kinerja siswa di seluruh dunia.

Indonesia juga tak lekang dari dampak pandemi Covid-19 yang membuat skor PISA turun tajam, dengan skor matematika 366 dari 2018 skornya 379, sains menjadi hanya 383 dari 398, dan membaca hanya menjadi 359 dari 371. Pandemi memaksa aktivitas belajar mengajar terhambat, sehingga efektivitas pemahaman materi siswa berkurang.

Kendati skor turun, tetapi Indonesia mencatatkan peningkatan peringkat PISA secara global di posisi ke-66 dari 81 negara pada 2022 atau 15 terendah di dunia. Capaian ini naik dari posisi PISA 2018 yang berada di urutan 72 dari 79 negara yang berpartisipasi.

Adapun kritikan Bank Dunia terkait makan bergizi gratis berbunyi, “Sehubungan dengan gizi, makanan di sekolah tidak dirancang untuk berdampak pada stunting, karena makanan tersebut tidak ditargetkan untuk 1.000 hari pertama kehidupan. Namun, makanan di sekolah mungkin berdampak pada keragaman pola makan dan anemia pada anak-anak yang bersekolah, meskipun hal ini bergantung pada komoditas spesifik yang ditawarkan.”

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker