Kematian Bayi Pasca Imunisasi di Sukabumi: Kemenkes RI dan KIPI Lakukan Investigasi
Abadikini.com, JAKARTA – Kementerian Kesehatan RI menerima laporan mengenai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Bayi laki-laki berinisial MKA meninggal beberapa jam setelah menerima imunisasi dengan empat jenis vaksin: Bacille Calmette-Guerin (BCG) untuk tuberkulosis (TB), Difteri-Pertusis-Tetanus-Hepatitis B-Haemophilus Influenzae Type B (DPT-HB-Hib), Polio tetes, dan Rotavirus untuk pencegahan diare.
Hasil investigasi yang dilakukan oleh Komite Daerah (Komda) KIPI Jawa Barat dan Pokja KIPI Kota Sukabumi bersama Dinas Kesehatan Kota Sukabumi menunjukkan bahwa bayi tersebut lahir dengan bantuan bidan, telah menerima vitamin K, serta vaksin hepatitis B. Namun, bayi MKA tidak pernah dibawa ke Puskesmas setelah lahir dan baru mendapatkan imunisasi lagi saat berusia 2 bulan 28 hari di Posyandu.
Pada saat di Posyandu, terdapat 18 anak yang mendapatkan imunisasi, dengan 3 anak lainnya menerima 4 jenis vaksin yang sama seperti MKA, dan kondisi mereka saat ini sehat. Setelah menerima imunisasi, bayi MKA pulang ke rumah dalam kondisi normal, namun kemudian menunjukkan gejala tubuh melemah. Orangtua bayi segera menghubungi Puskesmas, dan petugas kesehatan datang untuk memberikan pertolongan pertama serta membawa bayi MKA ke rumah sakit. Sayangnya, nyawa bayi MKA tidak terselamatkan dan ia dinyatakan meninggal dunia pada 11 Juni 2024.
Audit Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
Komda KIPI Jawa Barat dan Komisi Nasional (Komnas) KIPI telah melakukan audit kausalitas terkait dugaan kematian bayi MKA yang dikaitkan dengan imunisasi ganda. “Audit KIPI telah dilakukan bersama Komda KIPI Jawa Barat dan Komnas KIPI. Hasil audit berdasarkan informasi yang ada belum dapat menyatakan penyebab kematian, apakah ada hubungan dengan imunisasi. Rekomendasinya adalah dilakukan autopsi,” ujar Prof. Hindra Satari, Ketua Komnas KIPI. Namun, keluarga bayi MKA tidak berkenan untuk dilakukan autopsi dan telah mencabut tuntutan polisi dan kuasa hukum.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI juga mengambil sampel vaksin yang diberikan kepada bayi MKA untuk menilai kualitas vaksin.
Pemberian Suntikan Ganda Tetap Aman
Direktur Pengelolaan Imunisasi, Prima Yosephine, menyatakan bahwa pemberian imunisasi secara ganda atau lebih dari satu jenis vaksin sudah direkomendasikan oleh Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). “Imunisasi ganda ini aman dalam satu kali kunjungan,” katanya. Vaksin kombinasi atau lebih dari satu antigen dalam satu kunjungan penting untuk melindungi anak dari berbagai penyakit sedini mungkin dan memudahkan penyelesaian dosis yang dianjurkan tepat waktu.
Data ilmiah menunjukkan bahwa menerima kombinasi vaksin sekaligus tidak menimbulkan masalah kesehatan kronis. Sejumlah penelitian telah melihat dampak pemberian berbagai kombinasi vaksin, yang terbukti efektif baik jika dikombinasikan maupun disuntikkan tunggal.
Manfaat Imunisasi Ganda di Indonesia:
A. Memberikan perlindungan secepat mungkin
Imunisasi diberikan tepat waktu untuk melindungi anak pada usia yang rentan.
B. Efisien
Mengurangi jumlah kunjungan ke fasilitas kesehatan sehingga lebih efisien bagi orangtua dan anak.
C. Mengurangi trauma pada anak
Mengurangi kecemasan dan rasa sakit pada anak dengan pemberian imunisasi secara bersamaan.
D. Meningkatkan efisiensi dan cakupan
Petugas kesehatan dapat melakukan imunisasi ke lebih banyak anak dan menjalankan program kesehatan lainnya.