Gawat, McDonald’s Kena Virus Telur Kiamat

Abadikini.com, JAKARTA – McDonald’s menghadapi krisis di Australia. Akibatnya, restoran cepat saji asal Amerika Serikat (AS) tersebut mempersingkat waktu penjualan menu sarapan hingga 90 menit dari waktu biasanya.

Melansir cnbcindonesia, Hal ini terjadi lantaran munculnya wabah flu burung yang merebak di negeri itu. Penyakit di hewan unggas itu menyebabkan krisis pasokan telur di Australia.

“McDonald’s pada Selasa (mengumumkan bahwa mereka untuk sementara menyediakan sarapan hingga pukul 10.30 pagi, bukan tengah hari seperti biasanya,” kata McDonald’s di halaman Facebook Australia-nya, seperti dikutip CNBC International, Kamis (4/7/2024).

“Seperti banyak pengecer lainnya, kami mengelola pasokan telur dengan hati-hati karena tantangan industri saat ini,” tambahnya.

“Perusahaan bekerja keras dengan para petani dan pemasok Australia kami untuk mengembalikannya ke keadaan normal sesegera mungkin.”

Sementara itu, supermarket juga dilaporkan telah membatasi pembelian telur bagi warga Australia, dengan memberlakukan batasan dua karton per konsumen. Raksasa ritel Australia Coles dan Woolworths dilaporkan memberlakukan pembatasan jumlah karton telur yang dapat dibeli dalam satu transaksi di sebagian besar negara bagian.

Sebelumnya, Menteri Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Australia mengatakan negara tetangga RI tersebut telah memerangi wabah virus flu burung dalam beberapa bulan terakhir. Sekitar 1 juta ayam petelur yang terinfeksi telah disuntik mati untuk membatasi penyebaran penyakit tersebut.

Pemerintah Australia mengatakan dalam pembaruan terbarunya bahwa konsumen dapat memperkirakan akan “melihat beberapa rak kosong dalam jangka pendek,” dengan pasokan dialihkan ke daerah yang mengalami kekurangan terbesar. Pemerintah juga menambahkan bahwa tidak ada dampak pada pasokan daging ayam saat ini.

Pemerintah menambahkan bahwa saat ini mereka sedang menanggapi wabah flu burung patogenisitas tinggi H7, atau HPAI, di 11 peternakan unggas.

Direktur pelaksana kelompok industri Australian Eggs, Rowan McMonnies, mengatakan dalam sebuah pernyataan, menyebut dampak flu burung di Australia dirasakan di seluruh industri unggas. Meski begitu, ia mengisyaratkan bahwa konsumen tidak perlu khawatir.

“Konsumen dapat yakin bahwa masih ada lebih dari 20 juta ayam di bawah perawatan ratusan peternak telur di seluruh Australia yang akan terus bekerja keras untuk memastikan ada telur di rak,” kata McMonnies.

Badan Standar Makanan Australia dan Selandia Baru mencatat bahwa saat ini tidak ada bukti bahwa orang dapat tertular virus melalui makanan yang “disiapkan dengan benar”.

“Influenza burung (flu burung) bukan masalah keamanan pangan dan aman untuk mengonsumsi daging ayam, telur, dan produk telur yang diolah dan dimasak dengan benar,” tambah organisasi tersebut.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker