Duka Kepergian Sahabat Ustadz Fery Aspari, Aktivis Daina
Oleh: Muhsin MK
Abadikini.com – “Wahai jiwa yang tenang. (mutmainnah) kembalilah kamu kepada Rabb-mu dengan hati yang ridho dan diridhoi-Nya. Masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (Al-Fajr: 27-30).
Kematian adalah suatu kepastian yang ditetapkan Allah tanpa bisa ditawar lagi. Tidak ada seorang pun, termasuk diri kita sendiri, yang bisa menghalanginya jika Malaikat Maut (Izrail) datang menjemput. Hanya waktunya yang belum kita ketahui. Hanya Dia pula yang Maha Tahu.
Bagi mereka yang mendengar berita kematian orang-orang yang dekat dan dikenalnya dengan baik, tentu akan terkejut dan bersedih, walaupun bukan keluarga atau kerabatnya. Terlebih lagi jika yang meninggal adalah seorang assatidz atau dai ilallah, tentulah duka terasa sangat dalam. Apalagi jika orang tersebut dikenal dengan baik.
Pada Rabu, 4 Muharram 1446/10 Juli 2024, Ustadz Fery Aspari wafat dalam usia 53 tahun di Parigi Baru, Tangsel. Beliau adalah seorang dai ilallah yang mendedikasikan hidupnya untuk dakwah. Selain itu, beliau dikenal mahir berbahasa Inggris dan mengajar di beberapa tempat.
Teman-temannya di DPP Daina, organisasi sayap Partai Bulan Bintang, menyatakan bahwa sehari sebelum wafat, beliau masih mengisi kegiatan dan berkumpul dengan teman-temannya. Ustadz Fery sendiri baru bergabung dengan Daina pada tahun 2023, meskipun bukan di partainya.
Allahuyarham memulai aktifitasnya di lingkungan organisasi Syarikat Islam Indonesia (SII), dimulai dari Serikat Pelajar Muslimin Indonesia (SEPMI). Beliau adalah kader yang handal dan mumpuni dalam berorganisasi dan berdakwah, sehingga sempat menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Pusat SII.
Setelah menyatakan non-aktif di DP SII, beliau tetap aktif di DPP Majlis Pendidikan Syarikat Islam Indonesia (MPSII), organisasi yang telah berjasa mengkader dan membesarkannya. Hingga jelang wafat, beliau masih aktif berdakwah dan membina beberapa jamaah pengajian di berbagai tempat, termasuk di daerah Tangsel tempat tinggalnya.
Pada tahun 2022, beliau bergabung dengan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Tangsel, dan pada tahun 2023 dipercaya menjadi Ketua Dewan Dakwah Tangsel hingga wafatnya. Beliau aktif menggerakkan organisasi dan dakwahnya, termasuk Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Tangsel yang berada di bawah tanggung jawabnya.
Saat memindahkan kampus ADI Tangsel dari Serua Depok ke Bumi Serpong Damai (BSD) pada awal Juni 2024, beliau sempat memaparkan bahwa dana anggaran ADI dan Dewan Dakwah Tangsel dari bantuan pemerintah setempat cukup mendukung pembiayaan ADI dan aktivitas Dewan Dakwah Tangsel. Di ADI, beliau tidak hanya sebagai pemangku kebijakan tetapi juga terlibat dalam pendidikannya, masih mengajar Bahasa Inggris.
Allahuyarham juga dipercaya menjadi Ketua Yayasan Ummu Ulin Nuha yang mengelola masjid, dakwah, pendidikan, dan sosial ekonomi. Dua pekan sebelum wafat, beliau baru saja berkumpul dalam rapat dengan beberapa pengurus lainnya di rumah Empang Mang Hade Tajur Halang Bogor. Saat itu, terlihat beliau makan dengan nikmat. Sebelumnya, sholat dikerjakan dalam keadaan duduk, namun kala itu sholat sudah dilakukan seperti biasa, tanda penyakitnya membaik.
Namun, karena beliau cenderung menggunakan obat herbal dan tidak mau berobat ke rumah sakit, penyakitnya kambuh kembali. Saat memberikan materi kuliah, beliau tampak biasa saja. Setelah selesai bertugas, beliau mulai berkeringat, pucat, dan muntah-muntah. Akhirnya, beliau pulang ke rumah dan qadarullah wafat dalam keadaan khusnul khatimah.
Selamat jalan, Ustadz Fery. Semoga amal baikmu menjadi bekalmu di akhirat dan mendapat tempat yang layak di dalam surga-Nya. Aamiin. (MK.10.7.24).