Ketum Persis Dukung Usulan Kalender Hijriah Global Tunggal Muhammadiyah
Abadikini.com, JAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis), Ustaz Jeje Zaenudin, memberikan pandangannya terkait penerapan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) yang diusulkan oleh Muhammadiyah. Ustaz Jeje menyatakan bahwa keputusan Muhammadiyah tersebut patut dihormati sebagai sebuah usulan konkret dalam usaha menyatukan kalender dunia Islam.
“Keputusan itu patut dihormati sebagai sebuah gagasan atau usulan konkret sebagai ikhtiar mencari solusi untuk menyatukan kalender dunia Islam,” ujar Ustaz Jeje dalam keterangan pada Sabtu (13/7/2024).
Lebih lanjut, Ustaz Jeje, yang juga menjabat sebagai Ketua MUI Bidang Seni dan Budaya Islam, menjelaskan bahwa PP Persis secara berkala sering mengadakan seminar, forum diskusi kelompok terarah (FGD), dan kegiatan lainnya terkait hisab, rukyat, dan perkalenderan hijriyah dengan berbagai kalangan dan para ahli dari Lembaga Hisab Rukyat Kementerian Agama.
“Beberapa waktu lalu kami juga mengundang narasumber dari PP Muhammadiyah dan LAPAN dalam seminar yang khusus membahas isu penyatuan kalender Hijriyah. Jadi, komunikasi dan diskusi senantiasa terjalin,” tambahnya.
Mengenai kemungkinan kerja sama yang lebih erat antara berbagai organisasi Islam di Indonesia dalam penerapan KHGT, Ustaz Jeje menyatakan bahwa pada prinsipnya seluruh lembaga hisab dan rukyat di Indonesia, bahkan di seluruh dunia, berharap dapat menemukan satu model atau metode kalender Hijriyah yang dapat dipedomani bersama. Namun, ia mengakui bahwa realitas di lapangan tidaklah sederhana karena kemunculan hilal sebagai penanda awal bulan memiliki waktu yang berbeda di berbagai wilayah.
Tantangan terbesar dalam penerapan KHGT, menurut Ustaz Jeje, adalah fakta ilmiah astronomis yang menunjukkan perbedaan wilayah terbit (mathla’) hilal antar kawasan. Selain itu, perbedaan kewenangan dari masing-masing negara Muslim dalam menerapkan metode kalender yang dianut dan diterapkan di negara mereka juga menjadi hambatan.
Terkait pesan kepada umat Islam di Indonesia, Ustaz Jeje berpendapat bahwa apa yang digagas dan diterapkan Muhammadiyah sebagai salah satu alternatif yang ditawarkan merupakan hal yang baik. “Ini wajar dan bisa jadi bahan komparasi serta kajian kemungkinan atau tidaknya untuk dijadikan alternatif dari metode-metode perkalenderan yang sudah ada selama ini,” jelasnya.
Sebagai informasi, Muhammadiyah telah menerapkan KHGT untuk menggantikan kriteria wujudul hilal dalam menentukan awal bulan Hijriah di penanggalan Islam. KHGT ini diluncurkan Muhammadiyah bertepatan dengan momen 1 Muharram 1446 Hijriah beberapa hari lalu.
Menurut laman resmi Muhammadiyah, konsep KHGT ini digunakan dengan mengadopsi ‘Kriteria Turki 2016’ atau hasil forum Muktamar Kalender Islam Global yang digelar di Turki pada tahun 2016.