Borneo Economic Forum Dorong Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan dan IKN Kolaborasi dengan ASEAN

Abadikini.com, BANJARMASIN – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) dan Borneo Economic Community (BEC) berkolaborasi menggelar Borneo Economic Forum (BEF) pada Selasa (13/8/2024). Forum ini bertujuan memperkuat kerja sama dan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Kalimantan serta mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Mengusung tema “Regional Connectivity: A Pathway to Inclusive Growth,” acara ini diharapkan dapat meningkatkan investasi di IKN dan mempercepat pertumbuhan ekonomi yang merata di Kalimantan, sesuai dengan visi Indonesia Emas 2045.

Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor, melalui Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, Adi Santoso, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Borneo Economic Forum. Dalam sambutannya, Adi menekankan bahwa sebagai pulau terbesar ketiga di dunia yang berbagi teritori dengan Malaysia dan Brunei Darussalam, Kalimantan memiliki potensi besar untuk berkembang, terutama dengan kehadiran IKN yang memperkuat posisi strategis Kalimantan Selatan sebagai gerbang utama.

“Kalimantan Selatan memiliki peluang besar untuk meraih investasi, khususnya dengan posisi strategisnya sebagai gerbang IKN. Borneo Economic Forum adalah kesempatan bagi kita untuk membuka akses kolaborasi yang lebih luas dan membangun hubungan yang lebih erat dengan negara-negara ASEAN di bawah bimbingan Kadin Indonesia dan Borneo Economic Community,” ujar Adi.

Arsjad Rasjid, Ketua ASEAN-BAC Indonesia sekaligus Ketua Umum Kadin Indonesia, menekankan pentingnya Borneo Economic Forum sebagai platform untuk membahas dan merumuskan solusi bagi pengembangan ekonomi di Pulau Kalimantan. Dengan Produk Domestik Bruto (PDB) gabungan sekitar $165 miliar, Borneo memegang posisi strategis sebagai pusat integrasi ekonomi dan perdagangan regional, terutama dengan kehadiran IKN Nusantara.

“Forum ini mendukung pembangunan ekonomi di Kalimantan, yang kini menjadi salah satu epicentrum pertumbuhan ekonomi menuju target 8% yang didorong oleh pemerintah terpilih Pak Prabowo dan Mas Gibran. Dengan memanfaatkan potensi kolaborasi ekonomi di Borneo, kita dapat mengoptimalkan posisi geografis yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Brunei dalam konteks good neighbor policy,” jelas Arsjad.

Arsjad juga menyoroti potensi Borneo sebagai pusat pengembangan ekonomi hijau yang berkelanjutan melalui solusi berbasis alam, energi terbarukan, ekowisata, dan pasar karbon. Ia menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur yang terintegrasi sangat penting untuk mencapai visi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Borneo.

“Konektivitas yang terintegrasi, baik dalam bentuk infrastruktur fisik maupun energi terbarukan, sangat penting untuk meningkatkan daya saing ekonomi Borneo. Dengan konektivitas yang baik, kita dapat meningkatkan mobilitas, membuka peluang perdagangan, dan menarik lebih banyak investasi, khususnya dalam pembangunan ekonomi hijau. Ini akan memungkinkan Borneo untuk terintegrasi dalam rantai pasok perdagangan regional,” tambahnya.

Haslina Taib, Ketua ASEAN-BAC Brunei Darussalam dan Co-Chair Borneo Economic Community, menegaskan bahwa BEC berkomitmen untuk memprioritaskan inklusi masyarakat dan UMKM dalam peluang ekonomi baru. Ia juga menekankan pentingnya peran Nusantara sebagai ibu kota baru Indonesia dalam meningkatkan kerja sama perdagangan dan pembangunan berkelanjutan di Borneo.

“Borneo memiliki kekayaan sumber daya alam dan populasi yang besar, yang menawarkan peluang besar untuk pengembangan Pusat Ekonomi Hijau dan Digital di ASEAN. Brunei siap mendukung pertumbuhan ini dengan infrastrukturnya yang matang, termasuk pelabuhan internasional dan konektivitas digital,” ungkap Haslina.

Borneo Economic Forum 2024 ini menampilkan sesi diskusi panel yang fokus pada topik perdagangan dan investasi, pembangunan manusia dan mobilitas, serta konektivitas infrastruktur. Acara ini dihadiri oleh perwakilan bisnis dari Brunei Darussalam, Indonesia, dan Malaysia, serta para pemangku kepentingan lainnya, yang akan membahas peluang investasi dan kolaborasi yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Borneo serta mendukung pembangunan IKN Nusantara.

Menurut laporan “ASEAN Statistical Yearbook 2022”, nilai perdagangan intra-ASEAN merupakan yang terbesar di antara mitra dagang dengan kawasan lainnya, dengan rata-rata nilai perdagangan mencapai 638 miliar dolar AS per tahun atau sekitar 21% dari total perdagangan antar kawasan di dunia.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker
planet128 cahaya128 planet128 turbo128 planet128 rawit128 cahaya128 rawit128 planet128 rawit128 planet128 planet128 rawit128 turbo128 rawit128 planet128 rawit128 turbo128 planet128 rawit128 planet128 planet128 planet128 planet128 turbo128 rawit128 planet128 planet128 planet128 rawit128 turbo128 turbo128 planet128 rawit128 rawit128 planet128 turbo128 Slot mega888 slot slot gacor