Prof. Ali: Pengurangan Konsumsi Gula pada Anak Harus Dilakukan Bertahap
Abadikini.com, JAKARTA – Guru besar di bidang gizi masyarakat dan sumberdaya keluarga dari Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, menekankan pentingnya mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis pada anak secara bertahap. Hal ini disampaikan Prof. Ali dilansir dari ANTARA, Selasa (20/8/2024).
“Pengurangan konsumsi gula harus dilakukan secara bertahap,” ujar Prof. Ali. Menurutnya, anak-anak yang terbiasa mengonsumsi makanan dan minuman manis bisa mengalami tantrum atau perilaku yang tidak terkendali jika asupan gula mereka tiba-tiba dikurangi secara drastis.
Prof. Ali menjelaskan bahwa gula memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat energi dan suasana hati anak-anak. Pengurangan gula secara mendadak dapat menimbulkan ketidaknyamanan, membuat anak merasa gelisah, dan mudah marah. Oleh karena itu, penurunan asupan gula harus dilakukan perlahan agar anak bisa beradaptasi dengan lebih baik dan tidak mengalami stres yang berlebihan.
Ia menyarankan agar orang tua mulai mengurangi takaran gula pada minuman anak sedikit demi sedikit, serta memilih produk yang rendah gula saat membeli minuman dalam kemasan. “Kalau orang tua yang membuat minuman manis, maka bisa mengurangi gula dalam minuman anak. Tapi, untuk minuman kemasan, coba pilih yang less sugar,” sarannya.
Prof. Ali juga menekankan bahwa kebiasaan orang tua, khususnya ibu, dalam mengonsumsi makanan dan minuman manis dapat mempengaruhi pola konsumsi gula anak. Oleh karena itu, ia mendorong para orang tua untuk meningkatkan pengetahuan tentang gizi agar bisa menjadi contoh yang baik dalam menerapkan pola makan sehat di rumah. “Edukasi gizi di tingkat rumah tangga sangat penting, dan ibu sebagai panutan utama anak dianjurkan untuk melek gizi,” tambahnya.
Prof. Ali menyebutkan bahwa konsumsi gula yang ideal bagi anak usia sekolah adalah sekitar 25 gram per hari. “Asupan gula yang proporsional untuk anak usia sekolah adalah sekitar 25 gram per hari. Ini bisa dihitung dari berapa gram gula yang dibeli setiap bulan di rumah tangga, dibagi dengan jumlah anggota keluarga. Jika makanan kemasan, bisa dilihat di label gizinya,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa tren peningkatan diabetes tipe 1 pada anak usia 12 hingga 18 tahun cukup mengkhawatirkan, dengan kenaikan mencapai 70 persen dari tahun 2010 hingga 2023 menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Hal ini menjadi peringatan penting bagi orang tua untuk lebih bijak dalam mengelola asupan gula pada anak-anak mereka.