Pengamat Politik: Ruksamin Berpotensi Menjadi Kuda Hitam di Pilgub Sultra 2024
Abadikini.com, JAKARTA – Bakal calon Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Ruksamin, dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi kuda hitam dalam Pilkada Gubernur Sultra 2024. Pengamat demokrasi dan politik Sultra sekaligus Dosen FISIP Universitas Muhammadiyah Kendari, Andi Awaluddin Maruf, menilai pasangan Ruksamin dan Sjafei Kahar memiliki peluang kuat untuk memenangkan kontestasi politik tersebut.
“Salah satu tokoh calon gubernur yang berpotensi menjadi kuda hitam di Pilgub Sultra menurut saya adalah Pak Ruksamin,” ungkap Maruf dalam acara Bedah Basis Para Calon Gubernur Sultra 2024 yang disiarkan melalui channel Kendari Pos yang dikutip, Kamis (12/9/2024).
Maruf menjelaskan bahwa Ruksamin, yang telah dua periode menjabat sebagai Bupati Konawe Utara, dikenal memiliki visi dan misi pendidikan yang sukses di mata masyarakat. Namun, berdasarkan survei, elektabilitas Ruksamin sebagai calon gubernur belum terlalu signifikan tinggi, sehingga memerlukan strategi sosialisasi yang lebih terfokus.
Menurut Maruf, strategi Ruksamin yang menggandeng Sjafei Kahar, tokoh dari wilayah Buton, adalah langkah yang tepat. “Di Buton Raya (Baubau, Buton Tengah, Buton Selatan, dan Buton Utara), belum ada figur sentral yang mampu memberikan efek elektoral selain Pak Sjafei. Ini adalah strategi yang sangat jitu,” jelasnya.
Maruf menambahkan bahwa kehadiran Sjafei Kahar sebagai pendamping Ruksamin memberikan daya tarik besar di wilayah Buton Raya, yang memiliki suara signifikan dalam Pilgub Sultra. Jika Ruksamin mampu memanfaatkan potensi dukungan dari masyarakat Buton Raya secara maksimal, pasangan ini bisa unggul.
“Buton Raya memiliki pengaruh besar dalam perolehan suara, dan jika pasangan ini mampu menyatukan segmen pilihan sosiologis, mereka akan menjadi kuda hitam yang sangat kompetitif di Pilgub Sultra 2024,” tegas Maruf.
Untuk diketahui, pasangan Ruksamin dan Sjafei Kahar maju pada kontestasi Pilgub Sultra 2024 diusung oleh Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Gelombang Rakyat (Gelora).
