Kemenag: Menu Nusantara untuk Jemaah Haji 2024 Disesuaikan dengan Nutrisi dan Bahan Baku di Arab Saudi
Abadikini.com, JAKARTA – Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) menegaskan bahwa menu Nusantara yang disajikan kepada jemaah haji pada musim haji 2024 telah dirancang sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan ketersediaan bahan baku di Arab Saudi. Hal ini disampaikan oleh Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri, Subhan Cholid, dalam keterangannya di Jakarta pada Selasa (17/9/2024).
“Selama berada di Arab Saudi, jemaah haji menerima sajian menu Nusantara. Meski tidak sepenuhnya sesuai dengan selera lebih dari 213 ribu jemaah, menu ini telah diatur untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mereka,” ungkap Subhan, mengutip pernyataan resmi Kemenag.
Subhan menjelaskan bahwa menu ini dirancang oleh ahli gizi dari lembaga terkemuka seperti Sekolah Tinggi Pariwisata dan Kementerian Kesehatan, dengan memperhatikan bahan-bahan yang tersedia di pasar Arab Saudi. “Menu tersebut telah disesuaikan dengan ketersediaan bahan baku di sana, sehingga dapat dihidangkan dengan optimal,” tambahnya.
Di antara sajian Nusantara yang disuguhkan kepada jemaah selama di Mekah dan Madinah adalah orek tempe cabe hijau, semur ayam, sambal goreng kentang, ikan patin balado, dan rendang daging. Pada puncak ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), menu khas Nusantara seperti rendang ayam, ikan patin bumbu kuning, dan tongseng sapi juga disajikan.
Subhan juga memastikan bahwa jemaah mendapatkan layanan konsumsi sebanyak tiga kali sehari selama di Arab Saudi, dengan total 127 kali makan untuk setiap jemaah. “Untuk melayani 213.320 jemaah, lebih dari 27 juta paket konsumsi telah dipersiapkan,” ungkapnya.
Tahun ini, Indonesia juga memperkenalkan makanan siap saji dalam layanan katering jemaah, dengan 1,7 juta kotak makanan dikirim langsung dari Indonesia. Makanan tersebut didistribusikan di Mekah serta pada masa puncak ibadah di Armuzna. Selain itu, sekitar 70 ton bumbu Nusantara telah diekspor ke Arab Saudi untuk mendukung penyajian makanan khas Indonesia.
“Langkah ini merupakan bagian dari upaya kami untuk memberikan layanan konsumsi yang optimal sekaligus membangun ekosistem ekonomi haji,” tutup Subhan.
Sementara itu, Anggota Tim Pengawas Haji DPR, Endang Maria Astuti, menekankan pentingnya evaluasi kualitas makanan bagi jemaah haji Indonesia. Endang menyebut adanya masalah pada menu makan siang di sektor lima, di mana 85 persen dari porsi makan terdiri dari karbohidrat, tanpa sayuran, dan hanya disertai lauk ikan. “Komposisi makanan seperti ini bisa membahayakan kesehatan jemaah. Kita harus lebih menghormati dan memuliakan jemaah haji,” tegasnya.