Siapa Yang Bakal Gantikan Yahya Sinwar Pimpin Hamas
Abadikini.com, JAKARTA – Pemimpin milisi Hamas Yahya Sinwar tewas dalam serangan Israel pada sebuah bangunan di Rafah, Jalur Gaza, pada Rabu (16/10/2024) waktu setempat. Meski kematiannya menjadi pukulan telak buat Hamas, tetapi pakar meyakini milisi bersenjata Palestina itu masih bisa bertahan.
Yahya Sinwar dianggap sebagai pemimpin terkuat Hamas. Ia berbeda dengan para pemimpin Hamas lainnya yang memilih tinggal di luar negeri. Sementara Yahya Sinwar tetap tinggal di Gaza, dan tewas hanya 2 bulan setelah ia menjabat sebagai pemimpin tertinggi Hamas.
Sikapnya itu membuat Yahya Sinwar disegani warga Palestina yang tinggal di Gaza.
Muncul pertanyaan, setelah Yahya Sinwar tewas, siapa yang bakal jadi penggantinya memimpin Hamas?
Mengutip dari The Washington Post, pakar berspekulasi bahwa adik laki-laki Yahya Sinwar, Mohammed Sinwar, kemungkin besar akan mengambil alih peran militer saudaranya di Gaza. Namun, ia tidak dianggap memiliki potensi politik.
“Hamas mungkin memilih untuk tidak mengumumkan pemimpin politik berikutnya karena alasan keamanan,” kata Ibrahim Madhoun, analis politik Palestina yang tinggal di Türki dan memiliki hubungan dekat dengan Hamas.
Ia melanjutkan, milisi Palestina itu dapat mengikuti prosedur standar dengan mengadakan dewan syura, sebuah badan konsultasi rahasia yang dipilih oleh anggota Hamas di Gaza, Tepi Barat serta mereka yang hidup di pengasingan dan di penjara-penjara Israel untuk memilih pemimpin baru.
Madhoun meyakini, pengganti Sinwar kemungkinan besar akan berada di luar negeri. Pendapat yang sama juga diungkapkan Mkhaimar Abusada, profesor ilmu politik di Universitas Al-Azhar di Gaza.
Ia berspekulasi bahwa Khaled Meshal, pemimpin Hamas selama dua dekade hingga 2017, mungkin akan mengambil peran yang ditinggalkan oleh Yahya Sinwar.
Meshal saat ini tinggal di Doha, Qatar, dan mengepalai kantor politik Hamas di luar negeri. Kandidat lainnya adalah Khalil al-Hayya, wakil Yahya Sinwa yang juga berada di Qatar.
“Orang-orang ini, para pemimpin yang tinggal di luar Gaza, lebih fleksibel dibandingkan Sinwar,” kata Michael Milshtein, mantan direktur urusan sipil Palestina untuk tentara Israel