Kuburan Loloda Mokoagow di Motoboi Besar dan Poyowa Besar: Antara Asli dan Simbol
Abadikini.com, BOLMONG – Nama Loloda Mokoagow, salah satu penguasa besar di daratan Sulawesi, terus menjadi perdebatan di kalangan pemerhati budaya dan sejarah Kerajaan Mongondow. Salah satu isu yang menarik perhatian adalah keberadaan kuburan Loloda Mokoagow di daerah Motoboi Besar/Poyowa Besar, yang dianggap oleh sebagian pihak hanya sebagai simbol untuk mengenang sosok legendaris tersebut.
Loloda Mokoagow dikenal baik oleh masyarakat Mongondow, baik kawan maupun lawan. Ia adalah tokoh yang memiliki pengaruh besar, meskipun dalam sejarahnya juga mengalami kekalahan dalam konflik dengan kelompok Minahasa, yang pada saat itu adalah pasukannya sendiri. Kekalahan tersebut membuatnya dicemooh dengan sebutan “Datu Binangkang”, yang merujuk pada peristiwa penyerahan sebagian wilayah kekuasaannya. Sebagian kalangan menyatakan bahwa istilah “Binangkang” berasal dari kata “binangkal” yang berarti sandaran, menandakan bahwa ia adalah penopang hidup masyarakat Mongondow sebagai penguasa yang dihormati.
Selain itu, spekulasi lain menyebutkan bahwa nama “Loloda” bukanlah nama asli penguasa tersebut, melainkan sebuah sebutan yang diberikan masyarakat Mongondow terhadap para perompak laut Sulawesi pada masa itu, yang berasal dari wilayah Loloda di Ternate. Hal ini menambah lapisan misteri pada sosok dan sejarah Loloda Mokoagow.
Meskipun demikian, hingga kini kuburan yang diyakini sebagai tempat peristirahatan terakhir Datu Binangkang ini masih menimbulkan berbagai pandangan. Sebagian masyarakat Mongondow menganggap kuburan tersebut sebagai tempat suci dan memujanya sebagai sosok pemimpin yang dihormati. Lokasi makam yang berada di antara Motoboi Besar dan Poyowa Besar pun menjadi pusat perhatian, meskipun masih belum dapat dipastikan apakah itu benar-benar kuburan asli atau hanya simbol.
Loloda Mokoagow merupakan putra dari Raja Tadohe, dan ia memiliki putra mahkota bernama Makalunsenge serta Jacobos Manoppo yang kemudian menjadi Raja Mongondow setelah didukung oleh kekuasaan kolonial Belanda. Hal ini menambah kompleksitas sejarah dan posisi Loloda Mokoagow dalam narasi besar kerajaan Mongondow.
Keberadaan makam ini hingga kini terus menjadi bagian dari misteri sejarah Mongondow, memicu diskusi di kalangan budayawan dan sejarawan tentang kebenaran identitasnya dan jejak sejarah yang ia tinggalkan.