Utomo SolaRUV Tegaskan Dukungan Target 100 GW Energi Bersih Indonesia di COP 29 Azerbaijan
Abadikini.com, BAKU – Utomo SolaRUV, pelopor distributor panel surya di Indonesia, menghadiri Konferensi COP 29 di Azerbaijan dan menyatakan komitmennya untuk berkontribusi pada target pemerintah Indonesia dalam mencapai kapasitas pembangkit listrik baru sebesar 100 GW, di mana 75 persen atau 75 GW diharapkan berasal dari energi bersih pada tahun 2040.
Kehadiran ini mempertegas dukungan Utomo SolaRUV dalam mempercepat transisi energi bersih di Indonesia guna mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Di sela-sela pertemuan, Managing Director Utomo SolaRUV, Anthony Utomo, menjelaskan bahwa perusahaan berencana memperkuat industri surya domestik dengan membangun rantai pasok lokal, memproduksi modul surya, dan mengembangkan PLTS terapung.
“Dengan ini, kami tidak hanya memperluas akses energi bersih, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru serta mendukung pertumbuhan industri lokal,” ujarnya, Jumat (15/11/2024).
Anthony menyoroti pentingnya rantai pasok manufaktur energi surya yang kuat agar harga modul surya lokal lebih kompetitif. “Saat ini, harga modul surya lokal 30-45 persen lebih tinggi dibandingkan impor. Dengan mengembangkan rantai pasok, kita dapat menekan biaya dan mendukung ketahanan energi yang berkelanjutan,” tambahnya.
Selain itu, Utomo SolaRUV bekerja sama dengan produsen modul surya tier 1 dunia untuk membawa teknologi terbaru ke Indonesia dan memastikan produk berkualitas tinggi bagi pasar energi terbarukan.
Data IRENA 2024 menunjukkan energi surya global meningkat 73% tahun ini, didominasi oleh China yang menyumbang 217 GW. Meski potensi energi surya Indonesia mencapai 3.295 GW, saat ini baru termanfaatkan 675 MW. Wakil Ketua Umum Bidang Lingkungan Hidup Kadin Indonesia, Dharsono Hartono, menilai bahwa kesenjangan ini perlu diatasi melalui kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Partisipasi Utomo SolaRUV di COP 29 menjadi bukti komitmen sektor swasta dalam mendukung keberlanjutan energi nasional serta memperlihatkan peran Indonesia dalam transisi energi global.