BSI Optimis Perkuat Posisi di Tengah Prospek Cerah Ekonomi Syariah 2025
Abadikini.com, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menyatakan optimisme tinggi dalam menghadapi 2025, di mana sektor ekonomi syariah nasional diproyeksikan terus tumbuh signifikan. Hal ini disampaikan Direktur Treasury & International Banking BSI, Ari Rizaldi, dalam acara Sharia Economic Outlook 2025 bertajuk Critical Eleven di Jakarta, Senin (23/12/2024).
Ari menjelaskan, berdasarkan data internal, perbankan syariah diperkirakan melanjutkan tren pertumbuhan dua digit yang mengungguli perbankan nasional. BSI sendiri menargetkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 10–12 persen dan pembiayaan 12–14 persen pada 2025.
“Ekonomi nasional yang tumbuh positif sepanjang 2024 menjadi pijakan kuat untuk mempertahankan momentum ini di tahun depan. Bahkan, tantangan global seperti konflik di Timur Tengah tak banyak memengaruhi ekonomi Indonesia,” ujar Ari.
Peluang Besar di Bisnis Halal dan Ekosistem Bullion
Salah satu sektor yang menjadi fokus BSI adalah pengembangan bisnis halal. Ari menyebutkan bahwa sektor ini memiliki peluang besar untuk didalami lebih jauh, sebagai bentuk kontribusi aktif BSI terhadap pertumbuhan ekonomi domestik dan global.
Selain itu, Ari mengungkapkan rencana BSI untuk memperkuat posisi di bisnis bullion, didukung oleh Peraturan OJK No. 17 Tahun 2024 yang mengatur penyelenggaraan kegiatan usaha bullion atau bank emas.
“Sejak berdiri tiga tahun lalu, BSI telah mencatat kinerja positif dalam produk emas, cicil, dan gadai emas. Sudah waktunya BSI menjadi motor penggerak kegiatan usaha bullion sesuai regulasi POJK,” tambahnya.
Mendukung Asta Cita dan Kemandirian Nasional
BSI juga berkomitmen mendukung misi Asta Cita Pemerintah Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, khususnya dalam memajukan ekonomi syariah. Kontribusi usaha dan pembiayaan syariah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 46,71 persen pada 2024.
Chief Economist BSI, Banjaran Surya Indrastomo, menambahkan bahwa sektor keuangan syariah nasional diperkirakan tumbuh dengan aset mencapai Rp3.157,9 hingga Rp3.430,9 triliun pada 2025, meningkat dari Rp2.744 triliun pada September 2024.
“Meskipun ada turbulensi global, ekonomi syariah Indonesia tetap memiliki potensi kuat untuk melanjutkan tren pertumbuhan,” jelas Banjaran.
Memberdayakan UMKM dan Meningkatkan Inklusi Keuangan
BSI juga akan fokus pada pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta menciptakan lapangan kerja yang lebih inklusif. Strategi ini diharapkan dapat mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen dalam beberapa tahun mendatang.
“Akan ada strategi khusus dari BSI untuk masuk ke segmen-segmen potensial dan mengembangkan inovasi baru,” tutup Ari.
Dengan berbagai langkah strategis ini, BSI optimis dapat memperkuat posisinya sebagai bank syariah terbesar di Indonesia sekaligus menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi syariah di tingkat global.