Sepasang Suami Istri Diduga Jadi Korban Penipuan Jual Beli Tanah di Padang

Abadikini.com, PADANG — Pasangan suami istri, Edi Prasetio (72) dan Nursyamsimar (71), diduga menjadi korban penipuan oleh Niko Berlian dan orang tuanya, Helmi. Dugaan ini muncul setelah Niko Berlian menjual sebidang tanah kepada Edi dan Nursyamsimar pada 2016, namun tanah tersebut tidak dapat mereka kuasai meskipun uang senilai Rp120 juta telah dibayarkan.
Peristiwa ini bermula ketika Niko Berlian dan Helmi menawarkan tanah seluas ±300m² yang berlokasi di belakang Semen Padang Hospital. Tanah tersebut ditawarkan dengan harga Rp800 ribu per meter, sehingga total nilai transaksi mencapai Rp240 juta.
“Orangtua kami setuju untuk membeli tanah itu karena lokasinya strategis dan harganya sesuai. Pembayaran disepakati dalam dua tahap, yaitu Rp120 juta saat surat jual beli ditandatangani dan sisanya akan dibayarkan setelah sertifikat tanah diterbitkan,” ungkap Arief Mardianto (36), anak pasangan tersebut, pada Jumat (27/12).
Namun, setelah membayar tahap pertama, Edi dan Nursyamsimar tidak dapat menguasai tanah yang telah mereka beli. Mereka kemudian mengetahui bahwa tanah tersebut sedang dalam sengketa dengan pihak lain. Hal ini bertentangan dengan pernyataan dalam akta jual beli di hadapan notaris yang menyatakan tanah tersebut bebas dari sengketa.
“Orangtua kami langsung menghubungi Niko Berlian dan Helmi terkait masalah ini. Namun, mereka hanya berjanji akan mencarikan tanah pengganti, yang tentu saja tidak sesuai dengan perjanjian awal,” jelas Arief.
Arief menambahkan bahwa keluarganya telah lama menunggu itikad baik dari Niko Berlian dan Helmi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“Harapan kami sederhana. Kembalikan uang orangtua kami sebesar yang telah diterima, maka persoalan ini selesai. Jika tidak, kami akan mempertimbangkan langkah hukum yang lebih tegas,” ujar Arief menutup pernyataannya.
Kasus ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk berhati-hati dalam transaksi jual beli tanah, khususnya memastikan legalitas tanah dan menghindari masalah hukum di kemudian hari.