Minum kopi dan Teh Dapat Turunkan Risiko Kanker Kepala Serta Leher
Abadikini.com, JAKARTA – Sebuah penelitian dari Huntsman Cancer Institute dan School of Medicine di University of Utah, Salt Lake City, Amerika Serikat menunjukan bahwa kebiasaan minum kopi dan teh dalam jumlah tertentu dapat menurunkan risiko seseorang terkena berbagai jenis kanker kepala dan leher.
Dikutip dari Everyday Health, Selasa (24/12), penelitian tersebut mengumpulkan 14 penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terhadap 10 ribu pasien kanker kepala dan leher, serta kelompok yang terdiri dari 15 ribu orang yang tidak memiliki riwayat penyakit tersebut.
Semua peserta mengisi kuesioner tentang pola makan yang merinci seberapa banyak mereka minum kopi berkafein, kopi tanpa kafein, dan teh.
Secara keseluruhan, orang yang minum lebih dari empat cangkir kopi berkafein sehari memiliki risiko 17 persen lebih rendah terkena kanker kepala dan leher dibandingkan dengan orang yang tidak mengonsumsi kopi sama sekali, menurut temuan yang diterbitkan dalam jurnal “Cancer”.
Selain itu, satu cangkir teh setiap hari juga dikaitkan dengan risiko kanker kepala dan leher dengan persentase 9 persen lebih rendah.
Tidak ada hubungan yang berarti antara konsumsi kopi tanpa kafein dan risiko kanker kepala dan leher secara keseluruhan. Namun, minum kopi tanpa kafein dikaitkan dengan risiko kanker rongga mulut yang memiliki persentase 25 persen lebih rendah.
Ketika peneliti mengamati tipe kanker kepala dan leher tertentu, mereka juga menemukan bahwa minum empat cangkir atau lebih kopi berkafein dikaitkan dengan risiko kanker rongga mulut sebesar 30 persen lebih rendah, dan risiko kanker tenggorokan sebesar 22 persen lebih rendah.
Kemudian, minum 3 – 4 cangkir kopi berkafein setiap hari dikaitkan dengan risiko 41 persen lebih rendah terkena kanker hipofaring, yang berkembang di bagian bawah tenggorokan.
Selain itu, peminum teh memiliki risiko kanker hipofaring 29 persen lebih rendah daripada orang yang tidak minum teh. Namun, lebih dari satu cangkir teh setiap hari dikaitkan dengan risiko kanker laring 38 persen lebih besar.
Analisis baru tersebut tidak dirancang untuk membuktikan apakah atau bagaimana berbagai tingkat konsumsi kopi atau teh dapat secara langsung menyebabkan atau mencegah jenis kanker tertentu.
“Namun, temuan tersebut menunjukkan bahwa penelitian lebih lanjut mengenai pertanyaan ini dapat membantu menentukan peran minuman ini dalam pencegahan kanker,” kata penulis senior studi Yuan-Chin Amy Lee, seorang profesor madya di Huntsman Cancer Institute dan School of Medicine di University of Utah.
“Kebiasaan minum kopi dan teh cukup kompleks dan temuan ini mendukung perlunya lebih banyak data dan penelitian lebih lanjut mengenai dampak kopi dan teh dalam mengurangi risiko kanker,” sambungnya.
Meskipun ada kemungkinan bahwa berbagai antioksidan dan senyawa lain dalam kopi dan teh dengan sifat anti-kanker dapat berperan dalam mengurangi risiko kanker kepala dan leher, ada kemungkinan juga bahwa orang yang mengonsumsi minuman tersebut memiliki kebiasaan lain yang memengaruhi risiko mereka.
“Misalnya, mungkin saja orang yang minum kopi di waktu senggang lebih menyukai kopi daripada minuman beralkohol, dan sebaliknya,” kata Luís Monteiro, seorang profesor madya kedokteran dan bedah mulut di Institut Ilmu Kesehatan Universitas di Oporto, Portugal, yang tidak terlibat dalam penelitian baru tersebut.
Satu minuman beralkohol dapat memicu minuman beralkohol lainnya, atau dikaitkan dengan kebiasaan merokok. Minum dan merokok merupakan salah satu faktor risiko terbesar untuk kanker kepala dan leher.
“Indikasi konsumsi kopi dan teh sebagai tindakan pencegahan untuk menghindari kanker kepala dan leher, menurut saya, untuk saat ini masih belum jelas,” kata Monteiro.
“Namun, saya yakin bahwa, dalam waktu dekat, ini dapat dimasukkan dalam indikasi pencegahan kami,” katanya.
sumber: Antara