Transformasi Kepemimpinan Partai Bulan Bintang: Menuju Kebangkitan Baru

Abadikini.com, JAKARTA – Muktamar VI Partai Bulan Bintang (PBB) yang akan digelar pada 13-15 Januari 2025 di Bali menjadi momen penting dalam perjalanan politik partai. Momentum ini bukan sekadar ajang pergantian kepemimpinan, tetapi juga menjadi momen untuk melakukan transformasi yang lebih mendalam.

PBB, sebagai partai yang lahir dari semangat perjuangan Islam yang konsisten memperjuangkan nilai-nilai kebangsaan, kini menghadapi tantangan untuk tetap relevan di tengah perubahan zaman.

Transformasi kepemimpinan PBB dalam Muktamar VI bukan hanya soal memilih Ketua Umum baru, melainkan juga menentukan arah perjuangan partai untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks. Perubahan demografi pemilih, pesatnya perkembangan teknologi informasi, dan dinamika politik nasional menuntut PBB untuk tampil lebih adaptif, inovatif, dan inklusif.

Dibawah kepemimpinan Ketua Umum PBB Fahri Bachmid, kurang lebih 8 bulan di masa kepemimpinan, telah membawa perubahan untuk memperkuat fondasi partai. Namun jika Fahri Bachmid, mencalonkan kembali sebagai ketua umum tentunya mempunyai visi misi yang kuat dalam mentransformasikan kepemimpinan sebagai wujud momentum untuk mempertegas kembali peran PBB sebagai rumah politik bagi umat Islam yang moderat, toleran, dan berkontribusi positif bagi bangsa.

Salah satu kandidat tokoh yang masih muda adalah Gugum Ridho Putra, sebagai keponakan dari mantan Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra, Gugum Ridho Putra resmi mendeklarasikan diri sebagai calon Ketua Umum PBB periode 2025-2030.

Ia menekankan pentingnya PBB dalam merepresentasikan aspirasi politik umat Islam di Indonesia dan menyebarkan nilai-nilai Islam yang modern, inklusif, toleran, serta rahmatan lil alamin dalam kerangka kebangsaan.

Gugum juga menyoroti perlunya partai beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi dan perubahan demografi pemilih yang kini didominasi oleh generasi milenial dan Gen-Z. Pendekatan ini mencerminkan kesadaran akan perlunya merevitalisasi PBB sebagai partai yang dinamis dan relevan bagi masa depan.

Menurut penulis kepemimpinan mendatang juga harus berorientasi pada restrukturisasi organisasi dan penguatan basis akar rumput. Konsolidasi internal dan manajemen yang profesional akan menjadi landasan untuk memperluas jangkauan partai, sekaligus membangun jaringan yang solid dan inklusif.

Dengan pendekatan ini, PBB dapat menjadi rumah politik bagi semua lapisan masyarakat yang menginginkan keadilan, kemakmuran, dan kebangkitan nilai-nilai Islam yang moderat.

Semoga Muktamar VI juga menjadi arena untuk merefleksikan kembali posisi strategis PBB dalam konstelasi politik nasional. Pemimpin baru diharapkan mampu membawa PBB melampaui sekadar partai peserta pemilu, menjadi kekuatan yang signifikan dalam mewarnai kebijakan nasional.

Dengan kepemimpinan yang baru, PBB diharapkan mampu menjadi katalisator perubahan, bukan hanya bagi partai, tetapi juga bagi kehidupan politik Indonesia secara keseluruhan.

Oleh: Rd. Yudi Anton Rikmadani, Dosen Hukum Siber STIH Prof Gayus Lumbuun.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker
planet128 cahaya128 planet128 turbo128 planet128 rawit128 cahaya128 rawit128 planet128 rawit128 planet128 planet128 rawit128 turbo128 rawit128 planet128 rawit128 turbo128 planet128 rawit128 planet128 planet128 planet128 planet128 turbo128 rawit128 planet128 planet128 planet128 rawit128 turbo128 turbo128 planet128 rawit128 rawit128 planet128 turbo128 Slot mega888 slot slot gacor