Pengeluaran Keluarga untuk Rokok Hampir Sama dengan Protein Hewani, Tantangan Gizi Indonesia Kian Kompleks

Abadikini.com, JAKARTA – Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas, dr. Maria Endang Sumiwi, mengungkapkan bahwa belanja keluarga untuk rokok dan tembakau hampir menyamai pengeluaran untuk protein hewani. Data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023 menunjukkan bahwa pada berbagai kuintil pengeluaran, belanja rokok dan tembakau mencapai 11,54%-14,30%, sedangkan belanja protein hewani berada di angka 14,83%-20,6%.

“Ketidakseimbangan alokasi pengeluaran ini menjadi tantangan besar dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat,” kata dr. Endang dalam Konferensi Pers Hari Gizi Nasional di Jakarta, Selasa (21/1).

Selain konsumsi rokok, Indonesia juga menghadapi beragam tantangan gizi seperti stunting, kekurangan mikronutrien, hingga obesitas. Data menunjukkan prevalensi stunting pada balita mencapai 21,5%, masalah gizi kurang 8,5%, anemia pada remaja 16,3%, dan overweight pada remaja 12,1%.

Pola Konsumsi yang Mengkhawatirkan

Pola makan masyarakat Indonesia juga menunjukkan tren kurang sehat. Konsumsi protein hewani pada balita hanya 21,6%, sementara konsumsi minuman manis mencapai 52%, makanan asin 32%, makanan instan 11%, dan penyedap rasa 78%. Ironisnya, 65% masyarakat tidak sarapan setiap hari.

“Pola konsumsi seperti ini harus diubah. Kita perlu memprioritaskan makanan bergizi seimbang untuk mendukung tumbuh kembang anak dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” ujar dr. Endang.

Ia menekankan pentingnya memilih makanan yang kaya gizi, seperti sayur, buah, dan lauk berprotein, serta mengurangi konsumsi gula, garam, dan lemak berlebih.

Kolaborasi untuk Peningkatan Gizi Nasional

Staf Ahli Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Ikeu Tanziha, menjelaskan bahwa peningkatan kualitas gizi sangat berpengaruh pada pembangunan sumber daya manusia. Presiden Prabowo Subianto telah membentuk BGN untuk memastikan pemenuhan gizi secara nasional melalui kolaborasi dengan Kementerian Kesehatan dan lembaga lainnya.

Ketua Umum Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), Ir. Doddy Izwardy, menambahkan bahwa program seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu strategi memutus mata rantai stunting, mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045, dan target SDGs 2030.

Momentum Hari Gizi Nasional 2025

Dalam peringatan Hari Gizi Nasional ke-65, yang bertema “Pilih Makanan Bergizi untuk Keluarga Sehat,” pemerintah berharap masyarakat mulai mengubah perilaku konsumsi.

“Kita bisa mulai dengan memilih makanan olahan rumah tangga dibanding makanan cepat saji, jus buah tanpa gula dibanding minuman manis, serta membiasakan sarapan pagi,” ujar dr. Endang.

Momentum ini diharapkan menjadi langkah nyata untuk menciptakan generasi sehat dan produktif menuju Indonesia yang lebih baik.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker
planet128 cahaya128 planet128 turbo128 planet128 rawit128 cahaya128 rawit128 planet128 rawit128 planet128 planet128 rawit128 turbo128 rawit128 planet128 rawit128 turbo128 planet128 rawit128 planet128 planet128 planet128 planet128 turbo128 rawit128 planet128 planet128 planet128 rawit128 turbo128 turbo128 planet128 rawit128 rawit128 planet128 turbo128 Slot mega888 slot slot gacor