Thailand Geram Wilayahnya Disebut Tanah Yang Dijanjikan Untuk Warga Israel
Abadikini.com, BANGKOK – Pemerintah Thailand secara tegas membantah rumor yang beredar di media sosial bahwa distrik Pai, yang terletak di Mae Hong Son, telah menjadi tanah yang dijanjikan untuk lebih dari 30.000 warga Israel.
Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, menegaskan bahwa klaim tanah yang dijanjikan tersebut tidak benar. “Kami telah memverifikasi bahwa ini tidak benar,” ujarnya dilansir dari Bangkok Post Kamis (20/2/2025).
Ia juga menyatakan bahwa Wakil Perdana Menteri yang juga Menteri Dalam Negeri Anutin Charnvirakul akan mengunjungi Pai pekan depan untuk memastikan situasi di lapangan.
Polisi Thailand memberikan batas waktu tujuh hari bagi petugas untuk menyelidiki keberadaan warga asing di Pai, terutama terkait dugaan aktivitas ilegal dan gangguan publik.
Sebelumnya, Polisi Pariwisata Mae Hong Son juga telah membantah klaim di media sosial bahwa wisatawan Israel mendirikan “tanah yang dijanjikan” di Pai.
Menurut laporan The Nation, jumlah 30.000 yang disebut dalam rumor tanah yang dijanjikan ini sebenarnya merupakan total kunjungan wisatawan Israel sepanjang tahun 2024, bukan jumlah permukiman permanen. Statistik menunjukkan bahwa dari 221.776 wisatawan asing yang datang ke Distrik Pai, sebanyak 31.735 berasal dari Israel. Namun, angka sebenarnya diperkirakan hanya sekitar 2.000 hingga 3.000 per tahun karena adanya kemungkinan data duplikasi akibat perpindahan antar resor.
Distrik Pai adalah destinasi wisata populer dengan penduduk sekitar 38.000 jiwa, terkenal dengan pemandangan alam yang indah.
Inspektur Polisi Pariwisata Mae Hong Son, Suwit Boonyaphen, mengklarifikasi bahwa Chabad House di Pai bukanlah sinagoge atau pusat permukiman Yahudi, melainkan fasilitas untuk wisatawan Yahudi. Ia juga menegaskan bahwa Thailand memiliki enam Chabad House lainnya di Chiang Mai, Phuket, Koh Samui, Pattaya, Koh Pha Ngan, dan Bangkok.
Kepala Polisi Mae Hong Son, Songkrit Ontakrai, juga membantah laporan yang menyebutkan bahwa Chabad House digunakan untuk aktivitas ilegal, termasuk pesta narkoba.
Pada 11 Februari 2025, polisi telah memeriksa Chabad House di Pai dan tidak menemukan indikasi aktivitas ilegal atau pertemuan besar yang mencurigakan. Menurut laporan The Nation, pada awal Februari 2025, sebanyak empat warga negara Israel dideportasi akibat tindakan tidak pantas di rumah sakit Distrik Pai.
Seorang dokter di rumah sakit tersebut mengungkapkan bahwa para wisatawan sering merokok di area rumah sakit, mencuri barang, dan merusak fasilitas. Mereka juga menolak prosedur medis dasar, menyebabkan gangguan bagi staf rumah sakit.
Keempat warga Israel yang dideportasi adalah, Daniel Gagaev (24 tahun), Aviv Rom (26 tahun), Emanoel Ashton (25 tahun), dan Dan Nisko (25 tahun). Mereka dikenai denda 3.000 baht (sekitar Rp 1,4 juta) atas pelecehan dan gangguan publik sebelum akhirnya dideportasi pada 13 Februari 2025 melalui Bandara Suvarnabhumi, Bangkok.
nsiden ini memicu meningkatnya keluhan warga terhadap wisatawan Israel. Beberapa bisnis di Distrik Pai bahkan mulai memasang tanda bertuliskan “Israel dilarang di sini”, menolak melayani warga negara Israel.
Hingga Februari 2025, sebanyak 13 warga Israel telah didakwa dan dideportasi karena kejahatan seperti pencurian dan gangguan publik, menurut South China Morning Post.
Pemerintah Thailand memastikan bahwa tidak ada pemukiman permanen warga Israel atau tanah yang dijanjikan di Distrik Pai. Namun, meningkatnya laporan tentang gangguan yang disebabkan oleh wisatawan asing, khususnya dari Israel, telah menimbulkan ketegangan dengan warga lokal.
