Pemerintah Perluas Layanan Transplantasi Ginjal untuk Tingkatkan Kesehatan Masyarakat

Abadikini.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen kuat dalam meningkatkan layanan kesehatan bagi pasien ginjal dengan memperluas pusat transplantasi ginjal di seluruh negeri. Wakil Menteri Kesehatan, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, mengumumkan rencana ini dalam sebuah diskusi publik yang diadakan di Jakarta pada Selasa (11/3).
Saat ini, terdapat 19 pusat transplantasi ginjal yang beroperasi di Indonesia. Prof. Dante menegaskan bahwa jumlah ini akan terus ditingkatkan untuk memastikan akses yang lebih luas bagi pasien yang membutuhkan. Langkah ini sejalan dengan program transformasi kesehatan rujukan yang diperkenalkan oleh Kementerian Kesehatan, yang bertujuan memperkuat jejaring rumah sakit dalam menangani penyakit katastropik, termasuk kelainan ginjal.
Penyakit ginjal kronis merupakan salah satu penyakit katastropik yang memerlukan perhatian khusus. Biaya perawatan pasien yang menjalani cuci darah rutin dapat mencapai sekitar Rp420 juta per tahun. Sebaliknya, transplantasi ginjal memerlukan biaya sekitar Rp300 hingga Rp350 juta, menjadikannya solusi yang lebih efektif dan efisien dalam jangka panjang.
Prof. Dante juga menyoroti pentingnya meningkatkan literasi masyarakat mengenai donor ginjal. Banyak individu yang ingin mendonorkan ginjalnya namun tidak mengetahui prosedur atau langkah yang harus diambil. Pendidikan dan sosialisasi mengenai donor ginjal harus terus dilakukan agar masyarakat lebih memahami pentingnya berbagi organ untuk membantu sesama.
Diskusi publik ini diinisiasi oleh Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) dan diharapkan dapat memberikan masukan konstruktif bagi pemerintah dalam meningkatkan layanan kesehatan bagi pasien ginjal. Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk terus memperbaiki pelayanan dan memastikan bahwa layanan transplantasi ginjal dapat diakses oleh lebih banyak pasien di seluruh Indonesia.
Dengan langkah-langkah strategis ini, pemerintah berharap dapat menurunkan angka penderita penyakit ginjal kronis dan meningkatkan kualitas hidup pasien melalui akses yang lebih baik terhadap layanan transplantasi ginjal.