Fitnah Ijazah Palsu Abaikan Jasa Besar Jokowi Bagi Indonesia

Abadikini.com, JAKARTA – Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah, Affandi Affan, mengecam keras tuduhan ijazah palsu yang dialamatkan kepada Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, tuduhan tersebut tidak hanya fitnah yang tidak berdasar, tetapi juga mengabaikan jasa besar Jokowi dalam membangun Indonesia selama dua periode kepemimpinannya.
Affan menyampaikan keprihatinan mendalam atas isu yang kembali mencuat ini, dan menilai hal tersebut sebagai upaya menciderai akal sehat. “Kami menilai tuduhan terhadap Bapak Joko Widodo terkait ijazah palsu merupakan bentuk fitnah tidak berdasar. Universitas Gadjah Mada (UGM) telah menegaskan bahwa beliau merupakan lulusan sah dari kampus tersebut dan ijazah asli berada di tangan beliau,” ujar Affan dalam keterangan tertulis dikutip, Jumat (18/4/2025).
Menurut Affan, masyarakat seharusnya lebih menghargai rekam jejak Jokowi yang telah memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan bangsa. “Beliau adalah sosok negarawan yang layak dihormati, bukan justru dihantam oleh fitnah murahan,” tegasnya. Affan menekankan bahwa Jokowi telah membuktikan bahwa kerja nyata lebih penting daripada retorika, dan Indonesia saat ini merasakan hasil pembangunan yang berkesinambungan dan merata.
Pemuda Muhammadiyah mendukung penuh penegakan hukum terhadap siapa pun yang menyebarkan hoaks dan informasi menyesatkan, terutama yang menyerang kehormatan mantan kepala negara. Affan mengajak masyarakat, khususnya generasi muda, untuk menjadi agen kebenaran di tengah derasnya arus disinformasi di era digital. Ia menekankan pentingnya literasi media dan keberanian untuk menolak hoaks, serta menjaga martabat demokrasi Indonesia.
“Bangsa ini butuh energi positif untuk membangun, bukan terus-menerus dirusak dengan narasi-narasi palsu,” tutur Affan. Ia juga mengharapkan semua elemen bangsa untuk menjaga muruah demokrasi dan kehormatan institusi kenegaraan. “Kritik boleh, bahkan perlu. Tapi harus berlandaskan kebenaran, bukan kebohongan yang membunuh karakter,” katanya menegaskan.
Sebelumnya, Jokowi sendiri telah mempertimbangkan untuk membawa persoalan ijazah kuliahnya ke ranah hukum. “Saya mempertimbangkan karena ini sudah jadi fitnah di mana-mana,” kata Jokowi di Solo, Jawa Tengah, Rabu. Ia menilai polemik ini sebagai pencemaran nama baik, dan kuasa hukumnya sedang mempersiapkan langkah-langkah hukum yang akan diambil. (Antara)