Takut Dihukum Mati, Melalui Sepucuk Surat Atas Nama Tuhan John Kei Bertobat
Abadikini.com, JAKARTA – Melalui sebuah sepucuk surat John Kei telah menyatakan pertobatannya dari dunia kejahatan dan premanisme.
Pernyataan tersebut ia sampaikan melalui sepucuk surat, yang ia berikan kepada Pendeta Gilbert Lumoindong dari balik jeruji besi.
Pendeta Gilbert yang telah meminta izin kepada John Kei dan keluarga, lantas membacakan surat tersebut ke publik, melalui video di kanal YouTube.
“Saya membutuhkan doa dari saudara sekalian, karena ditangan saya ada sepucuk surat dari John Kei yang ditujukan untuk saya dan juga pemirsa (masyarakat),”ujar pendeta tersebut melalui video dalam kanal YouTube Gilbert Lumoindong yang diunggah pada 14 Oktober 2020.
Berikut isi surat John Kei yang dibacakan Pendeta Gilbert yang berjudul “Segala Perkara Dapat Kutanggung di Dalam Dia yang Memberikan Kekuatan Kepadaku” (Filipi 4:13).
“Tuhan Yesus sungguh baik dan teramat baik, saya akan bertahan dan tetap berdiri di tengah badai, karena Yesus selalu menopang saya dengan kekuatan yang Tuhan berikan kepada saya.
Kembali rasa syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas tuntunan, penyertaan, dan lindungan bagi saya, keluarga, dan adik-adik saya, dan bahkan sebagai orang percaya, saya sampai saat ini masih setia dalam lindungan Tuhan, sampai saat ini masih dalam keadaan sehat, dan dalam kesempatan yang luar biasa yang Tuhan berikan, saya tidak memiliki kehebatan apa-apa, Tuhan lah yang setia menolong dan menghibur saya.
Dengan surat ini, saya, John Refra, atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan John Kei, pada kesempatan ini ingin berbagi cerita apa yang ada dalam kehidupan saya, yaitu sebuah kejujuran.
Saya adalah pribadi yang tidak mau menjadi pendendam kepada siapa pun, saya tidak pernah mau membenci untuk siapa pun, dan saya tidak ingin untuk bermusuhan dengan siapa pun.
Memang tidak bisa saya pungkiri kehidupan saya selama ini penuh dengan pencobaan, berjalan dalam kegelapan, dan bahkan seringkali kehidupan saya dimenangkan oleh iblis.
Dalam kegelapan saya mencari terang, namun iblis ternyata selalu berusaha menjatuhkan tanpa saya melakukan sesuatu apa pun. Seperti orang menilai saya tanpa mengetahui pribadi saya.
Saya tidak pernah mau untuk menyerah pada keadaan, bahkan kondisi apapun. saya selalu optimis kepada impian di dalam kehidupan saya. Walaupun seribu kali saya jatuh tersungkur, saya akan tetap bangkit untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Saya percaya Tuhan, seluruh hidup saya adalah tangan-Mu yang akan selalu memegang erat tangan saya. Saya akan tetap menjadi pribadi yang penuh dengan kejujuran.
Kejujuran ini yang selalu saya tanamkan dalam lingkungan dan kehidupan saya. Saya teringat Lukas 16 ayat 1-13. Renungan dari ayat di atas, firman Allah menginginkan orang yang memiliki pribadi dan sifat yang jujur.
Oleh karena itu sebaiknya menghindari kebohongan yang merupakan sifat dosa menurut firman Tuhan. Selalu berbuat baik seturut kehendak Allah melalui kejujuran yang dilakukan, maka Allah kan memperhitungkan .
Lain halnya jika kita tidak jujur, maka Allah tidak akan berkenan, dan Allah akan memberikan hukuman bagi mereka yang berlaku bohong. Penting sekali jika hidup kita senantiasa hidup kita dipenuhi buah-buah roh kudus, karena berakar dari kehidupan yang baik serta roh yang penurut.
Tentunya ini merupakan salah satu cara menjadi pribadi menurut orang percaya, yang mendatangkan sukacita bagi Allah melalui setiap pribadi yang mau berlaku jujur. Seperti halnya emas diproses hingga menjadi emas murni
Bagi saya, pertobatan saya hanya pribadi saya dan Tuhan yang tahu. Oleh setiap perbuatan dan kerinduan hati saya kepada Tuhan, hanya untuk Tuhan yang tahu, dan puji syukur bisa dirasakan pula bagi banyak orang.
Jalan kehidupan saya untuk menanamkan hal-hal yang baik. Saya selalu berpegang teguh pada firman Tuhan yang menyelamatkan saya. Hari-hari yang tidak mudah bagi saya dan saya terus berusaha menjadi kehidupan yang normal, sesuai dengan kehendak Tuhan.
Walaupun saya sadar waktu Tuhan itu tiba, saya bukan siapa-siapa. Saya selalu penuh dengan suka-cita meskipun kehidupan saya ada di titik terendah sekalipun.
Saya tetap semangat untuk tetap menjadi manusia baru, walaupun mengikut Kristus tidaklah mudah, namun saya tetap beriman, Tuhan mempunyai rancangan yang indah bagi saya dan keluarga, dan saya percaya semua akan indah pada waktunya.
Untuk itu ijinkan saya menyampaikan permohonan-permohonan doa saya, yang saya harapkan dari pendeta dan rekan-rekan seiman lainnya. Yang pertama, senantiasa Tuhan mau menjaga, menuntun, serta memberikan kesehatan buat saya.
Kedua, selalu saya senantiasa memberikan roh kejujuran dalam kehidupan setiap kami pribadi. Ketiga, semoga impian saya untuk memiliki tempat yang nyaman untuk menjalin masa depan saya dengan keluarga , dan adik-adik saya yang berpegang teguh pada firman Tuhan.
Dan yang keempat, semoga Tuhan selalu menguatkan saya dalam keimanan untuk tetap setia. Dari saya, John Refra, John Kei. Haleluya.”
Usai membaca surat, Pendeta Gilbert pun meyakini John Kei sungguh-sungguh bertobat.
Diketahui, John Kei kembali ditangkap polisi lantaran diduga terlibat penyerangan terhadap Agrapinus Rumatora alias Nus Kei dan orang-orangnya.
Dan pada Senin, 19 Oktober 2020 lalu, John Kei telah diserahkan ke Kejaksaan Tinggi untuk melakukan proses persidangan.
Dalam persidangan tersebut, John Kei membantah ada hubungan keluarga dengan Nus Kei.
Malah, John mengklaim Nus Kei adalah anak buahnya yang dibawa ke Jakarta dari kampung halamannya di Maluku.
Saat ini pria asal Maluku tersebut tengah dijerat dengan pasal berlapis diantaranya Pasal 88 KUHP tentang permufakatan jahat, Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan, Pasal 170 KUHP tentang pengerusakan, dan Undang-undang Darurat Nomor 12 tahun 1951 dengan ancaman hukuman penjara 20 tahun dan atau pidana mati.