Wasekjen Pure ke Herzaky: Dia Lagi Keseleo Lidah, Banyak Gaya Depan Kamera
Abadikini.com, JAKARTA – Wasekjen Partai Bulan Bintang (PBB), Solihin Pure merasa makin aneh dengan tingkah Kepala Bakomstra Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra yang sempat membalas sindiran Yusril Ihza Mahendra terkait langkah kubu Partai Demokrat Agus Harimurty Yudhoyono (AHY) yang mendatangi kantor Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk menyerahkan sejumlah bukti. Yusril menyindir apa badan yudikatif sudah pindah ke KemenhumHAM?
Menanggapi respon Yusril ihwal langkah PD kubu AHY, Herzaky malah menyindir dengan meminta Yusril untuk cuci muka dulu sebelum memberi respon. “Baiknya Yusril cuci muka dulu sebelum bicara, daripada asal bunyi. Diresapi dulu, dipikirkan baik-baik sebelum bicara. Malu sama usia dan gelarnya,” ketus Herzaky.
Sontak, komentar ketus Herzaky mendapat tanggapan dari Wasekjen PBB Solihin Pure. Menurut Pure, selama ini Herzaky memang mengidap pepatah “Buruk Muka Cermin dibelah”. Istilah yang menunjukan seseorang yang terpojok karena kesalahannya, lalu melempar kesalahan ke orang lain.
“Yang harus cuci muka terlebih dahulu baru bicara itu anda Herzaky, karena setiap ucapan-ucapan yang Anda lontarkan banyak yang tak masuk akal, tendensius dan cenderung mengaburkan masalah,” kata Pure dalam keterangannya, Senin (18/10/2021).
“Sebagai juru bicara ada banyak pernyataan Herzaky yang asal bunyi karena mengidap sindrom pelahap informasi gosip. Dia cocoknya jadi juru bicara yang mewakili uneg-uneg ibu-ibu saat beli sayuran yang lagi kesal sama tetangganya. Bukan jadi juru bicara partai,” tambah Pure.
“Waktu Prescon juga dia keseleo lidah menuduh Megawati Soekarnoputri dalang di balik lengsernya Presiden ke-4 RI Gus Dur. Ngakunya keseleo, atau bisa jadi dia ahistoris dengan sejarah bangsa ini. Herzaky kurang membaca kayanya, terlalu banyak bergaya di depan kamera, jadi banyak pernyataannya yang ngawur, pantesan saja wibawa PD merosot,” s
Padahal Apa yang disampaikan Prof Yusril dalam menanggapi langkah kuasa hukum dan aktivis partai demokrat yang belum lama ini menyerahkan barang bukti ke Kemenkumham adalah tepat. Dan sangat wajar pula Prof Yusril menanyakan apakah lembaga peradilan sudah berpindah ke Kemenkumham?
Sebab lembaga peradilan itu kita semua sudah tahu, seperti Pengadilan Agama, Pengadilan Militer, Pengadilan Umum seperti Pengadilan Negeri, PTUN, PTTUN, Tipikor, MA, MK. Nah, kalau KemenkumHAM kan bukan Lembaga Peradilan.
“Kok tiba-tiba kuasa hukum Demokrat rame-rame masukkan data ke Kemenkumham yang jelas-jelas bukan lembaga peradilan. Inikan aneh,” jelas Pure.
Di sisi lain Kemenkumham dalam perkara ini adalah masuk dalam pihak termohon. Ini langkah hukum apa politik, wajar dong kami bertanya? Apalagi yang lalu-lalu, kubu PD AHY mencak-mencak menuduh pemerintah ikut terlibat dalam kisruh PD. Eh, sekarang pas sudah disahkan, kesannya mereka pengen “mesra” menggandeng KemenkumHAM, makanya jangan buru-buru nuduh orang ya, nanti kan malu sendiri,” sindir Pure.
Jadi kesan saya, PD justru kalang kabut. Karena kalang kabut itulah selama ini Demokrat sengaja memainkan isu hukum ini di geser ke ranah politik untuk menekan pemerintah lewat Kemenkumham. Kalau benar ini jelas memalukan. Kemenkumham sebagai pihak termohon itu lembaga negara loh, masa Partai Demokrat mau atur-atur KemenkumHAM sih, saya kira KemenkumHAM juga punya wibawa.
Saran saya, terutama bung Herzaky, mestinya Andalah yang jangan asal bunyi. Berhentilah nyinyirin orang ala netizen julid, Anda kan katanya politisi handal, mengemban tugas juru bicara lagi, kan malu kalau isi komentarnya tuduh sana sini, sumpah serapah.