Presidensi G20, Ketua Ikafe Unair Gus Yani: Dukung Pengoptimalan Potensi Ekonomi Digital di Indonesia
Abadikini.com, SURABAYA – G20 lahir sebagai respon dari adanya krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997-1998 dan bertujuan untuk memulihkan dunia dari krisis ekonomi serta menciptakan pertumbuhan ekonomi global yang kokoh. Kini, perekonomian global kembali mengalami krisis akibat pandemi Covid-19. Untuk itu, sebagai Presidensi G20 dengan tema “Recover Together, Recover Stronger” Indonesia gencar mencari solusi demi pemulihan ekonomi dunia.
Dengan latar belakang tersebut, memicu Pengurus IKAFE UNAIR 2022 (Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga) untuk menggelar seminar yang bertemakan “Positioning Indonesia dalam Presidensi G20”. Seminar tersebut digelar secara hybrid. Panitia menyediakan platform Zoom bagi peserta yang tidak dapat mengikuti kegiatan secara luring.
Sementara, kegiatan luring diselenggarakan di Kampus B Universitas Airlangga pada 31 Maret 2022. Seminar yang digelar IKAFE ini merupakan bentuk dukungan dan identifikasi terhadap potensi yang ada di Indonesia dengan harapan dari peluang dan tantangan tersebut dapat mendukung pembangunan ekonomi Indonesia pada G20.
Bupati Gresik sekaligus Ketua IKAFE UNAIR 2022, Fandi Akhmad Yani ketika diminta mengisi keynote speech dalam seminar ini menjelaskan bahwa, potensi dan kekuatan ekonomi digital di Indonesia relatif besar yang dapat kita lihat dalam statistik kuantitas penggunaan internet di Indonesia.
“Indonesia merupakan negara nomor 5 paling banyak menggunakan internet dunia. Hal tersebut dapat kita lihat dengan ketergantungan masyarakat dalam semua aspek kehidupan. Kondisi tersebut berdasar pada statistik yang menguraikan bahwa terdapat 370 juta masyarakat yang menggunakan pada gadget 204 juta orang, yang mengakses internet yang terus bertumbuh 1% tiap tahunnya dan 191 orang yang menggunakan media sosial yang juga terus bertumbuh 12,9% tiap tahunnya,” lugasnya. Kamis, (31/3/2022).
Melihat fakta-fakta tersebut, peluang ekonomi bisnis ekonomi digital di Indonesia suatu keniscayaan. Maka dari itu, potensi tersebut harus dimanfaatkan lewat pengembangan media digital dan dukungan dari segala aspek.
Memang, hal tersebut tidaklah mudah. Perlu niat dan usaha dalam tiap individu agar bisa menggapai bisnis ekonomi digital yang berbanding lurus dalam mendukung pembangunan perekonomian di Indonesia.
“Dengan banyaknya penggunaan internet pada masyarakat Indonesia harapan kedepannya masyarakat luas dapat lebih berinovasi dan mengoptimalkan dalam mengembangkan transformasi digital di sektor ekonomi,” lugasnya kembali.
UMKM dan Digital ekonomi di Indonesia terbilang masih belum merebak secara merata dalam perkembangannya.Padahal UMKM memiliki peran signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, menyediakan peluang kerja, dan menciptakan pasar yang seimbang.
“Optimalisasi digitalisasi UMKM yang sampai saat ini hanya mencapai 24,9% UMKM yang sudah menggandeng digital dari 65 juta unit usaha.Padahal UMKM sendiri adalah tulang punggung perekonomian RI.
“Juga terdapat sejumlah kendala tidak optimalnya digitalisasi UMKM seperti akses internet yang belum merata hingga pengetahuan terhadap yang masih awam dalam menggunakan e-commerce sehingga para pelaku UMKM masih menggunakan teknik tradisional,” sambungnya.
Hal tersebut, menurut Gus Yani, mestinya dapat harus mendapat dukungan penuh dan sosialisasi dari pemerintah ataupun juga dari masyarakat yang paham betul terkait dengan digitalisasi. Secara tidak langsung antusiasme dan dukungan penuh merupakan bentuk dalam menjaga stabilitas dan membangun perekonomian Indonesia.