Gegara Tak Mau Bayar dengan Mata Uang Rubel, Rusia Hentikan Pengiriman Gas ke Belanda
Abadikini.com, JAKARTA – Pemerintah Rusia mengumumkan penghentian pengiriman gas ke Belanda karena mereka tidak mau membayar dengan mata uang rubel sesuai dengan permintaan Moskow.
Dalam pernyataannya pada Senin (30/5), perusahaan energi utama Rusia Gazprom Export mengatakan mereka akan menangguhkan pasokan gas ke distributor Belanda GasTerra mulai Selasa (31/5/2022) waktu setempat.
“Sampai akhir hari kerja pada 30 Mei (batas waktu pembayaran yang ditentukan oleh kontrak), Gazprom Export belum menerima pembayaran dari GasTerra untuk pasokan gas pada bulan April,” kata perusahaan Rusia itu dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari RT, Selasa (31/5).
“Dalam hal ini, Ekspor Gazprom memberi tahu GasTerra tentang penangguhan pasokan gas mulai 31 Mei 2022 hingga pembayaran dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan di atas,” lanjutnya.
Perusahaan Belanda sebelumnya telah memberi tahu Gazprom Export bahwa mereka tidak bermaksud melakukan pembayaran untuk pasokan gas dalam rubel, dengan alasan bahwa itu akan melanggar sanksi Barat.
Skema pembayaran baru Moskow mengharuskan pembeli gas dari negara-negara “tidak ramah” yang telah memberikan sanksi kepada Rusia untuk membuka rekening di Gazprombank. Mereka kemudian dapat menyetor dana dalam mata uang pilihan mereka, yang dikonversi oleh bank menjadi rubel dan transfer ke pemasok.
Gazprom baru-baru ini juga telah menangguhkan ekspor gas ke Bulgaria, Polandia, dan Finlandia setelah mereka menolak untuk mematuhi. Denmark juga menghadapi pengurangan pasokan setelah menolak permintaan pembayaran rubel Rusia.