Pelestarian Nilai-Nilai Adat di Nagari Muaro Paneh
Abadikini.com, SOLOK – Masyarakat adat di Nagari Muaro Paneh Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten Solok patut mendapatkan apresiasi lantaran aktif melestarikan nilai-nilai adat di nagari setempat lewat latihan pidato adat di surau Sarangkuah Dayuang yang didirikan pada hari Sabtu, 08 Oktober 2022 lalu.
Kepada wartawan, Risko Mardianto Rajo Lelo, SH selaku salah satu pendiri group pidato adat Sarangkuah Dayuang menuturkan kalau pidato adat memiliki makna yang dalam apabila dipelajari secara seksama. Pasalnya, didalam pidato adat, setiap orang bisa mengetahui berbagai nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan masyarakat setempat serta dapat memahami tatanan sosial masyarakat adat suatu nagari. Pria kelahiran 26 Mei 1994 dari pasangan Syamsuardi dan Rosni Yanti itu kemudian mengajak generasi muda di Nagari Muaro Paneh untuk berpartisipasi dalam pelestarian nilai-nilai adat dengan cara bergabung dan mengikuti rangkaian kegiatan pembelajaran di group pidato adat Sarangkuah Dayuang itu.
“Dahulu, sebelum menikah, saya enggan belajar adat ini karena ketika itu saya berfikir di Nagari Muaro Paneh sudah sangat banyak tokoh masyarakat yang giat dalam pelestarian adat. Tetapi, setelah menikah, ternyata orang di kampung isteri saya menanyakan berbagai hal seputar adat istiadat di kampung saya (Muara Panas,-red). Akan ada rasa malu di diri saya apabila saya tak mampu menjawab itu,”ujar suami Nofia Delvina, S.Pd itu, Kamis 17 November 2022.
Kakak kandung dari Desrika Saputra dan Taufiqurrahman itu menjelaskan kalau dirinya pernah menemukan fase dimana ia sempat ditanya mengenai adat salingka nagari Muaro Paneh oleh seseorang diluar nagari Muaro Paneh. Ketika itu, ia menjawab secara umum saja, tidak mendalam. Usai ditanya, ia kemudian menemui mamaknya di Muara panas untuk bertanya dan diskusi soal adat itu. Ketika itulah ia menyadari bahwa masih banyak hal yang tidak diketahuinya. Akhirnya, ia membujuk mamaknya untuk mengajarkan semua hal terkait adat Minangkabau dan akhirnya berhasil. Buktinya, pada hari dan tanggal tersebut diatas dia membentuk Group pidato adat Sarangkuah Dayuang bersama sejumlah tokoh di Muara Panas. Awalnya, hanya dia sendiri yang belajar disana, tetapi lama kelamaan banyak tokoh yang bergabung.
“Awalnya saya sendiri, lalu bergabung teman-teman yang lain. Mereka berasal dari berbagai suku, akhirnya kami belajar bersama. Ada tokoh muda dan ada golongan tua, kami optimis bisa melestarikan nilai-nilai adat Minangkabau ini lewat pidato adat,”terang laki-laki lulusan Fakultas Hukum Universitas Mahaputera Muhammad Yamin itu pada awak media yang menjumpainya di kawasan Convention Hall Alahan Panjang.
Selain dirinya sendiri, dia menyebutkan sejumlah nama yang menjadi pendiri group Sarangkuah Dayuang, yakni antara lain Edwin Sutan Pamenan, M. Nasir Malin Parmato, H. Ridwan Intan Batuah, Damri Sutan Batuah, Agusman Rajo Kaciek dan Zufri Rajo Indo yang didaulat sebagai pembimbing. Belakangan bergabung pula Eriyanto Ancak Sutan dan sejumlah nama lain.
Zufri Rajo Indo yang dikonfirmasi secara terpisah membenarkan keterangan yang disampaikan oleh pria yang berprofesi sebagai Advokat itu. Kata dia, pada awalnya Sarangkuah Dayuang hanya sebuah surau kecil. Sebab, di Nagari Muaro Paneh sudah ada surau besar yang diberi nama Group Pidato Adat Dusun Tuo Surambi Duo Baleh Koto. Akan tetapi, surau besar itu merupakan kumpulan dari semua surau kecil yang ada di nagari setempat. Berkat keyakinan dan atas dorongan dari berbagai anak nagari, dia kemudian aktif membesarkan Sarangkuah Dayuang. Di surau kecil itu, setiap orang bisa bertanya dan mendiskusikan berbagai hal seputar adat istiadat maupun agama Islam.
“Karena syarak mangato adat mamakai, maka di Sarangkuah Dayuang kita tidak hanya membicarakan soal nilai-nilai adat tetapi juga membincangkan berbagai hal dari sudut pandang Agama Islam. Itu sesuai dengan falsafah hidup orang Minangkabau bahwa adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah,”terang Zufri Rajo Indo, pembimbing group Sarangkuah Dayuang itu.
Disisi lain, Edwin Sutan Pamenan yang juga aktif disana mengatakan group Sarangkuah Dayuang yang ia dirikan bersama-sama sudah mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari masyarakat adat setempat, hal itu kata Edwin terbukti dengan diundangnya Sarangkuah Dayuang untuk menggelar latihan di rumah masyarakat dan mereka yang mengundang itu juga menyediakan berbagai konsumsi secara sukarela. “Alhamdulillah, Sarangkuah dayuang sudah mendapatkan tempat dihati masyarakat. Saya dan kawan-kawan berharap Ninik mamak yang ada dapat membimbing dan menganjurkan anak kemenakan beliau untuk ikut belajar bersama kami di Balai Pinang,”ucap Edwin Sutan Pamenan didampingi Agusman Rajo Kaciek dan M. Nasir Malin Parmato.