Lieus Sungkharisma Dimata Yusril Ihza Mahendra: Dia Orang Baik dan Kritis
Abadikini.com, JAKARTA – Aktivis Lieus Sungkharisma meninggal dunia karena serangan jantung di Jakarta, pada Selasa (24/1/2023).
Sejumlah Politisi, tokoh dan sahabat menyanpaikan duka cita mendalam, salah satu datang Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) dan juga pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra lewat akun Twitternya @Yusrilihza_Mhd, Rabu (25/1/2023) seperti dikutip Abadikini.
“Lius adalah sahabat saya sejak saya kenal di awal reformasi 1998. Dia orang baik dan kritis. Aktivis sosial dan politik dan sering berseberangan dengan Pemerintah. Hal itu wajar dalam negara demokrasi,” kata Yusril.
Yusril menuturkan, kenang dia, Lius sangat senang ketika tahu saat dirinya menggagas pengakuan formal negara terhadap Agama Konghucu pada masa Presiden Gusdur.
“Lius sangat senang ketika tahu saya menggagas pengakuan formal negara terhadap Agama Konghucu yang saya ajukan ke Presiden Gus Dur dalam sidang kabinet. Gus Dur menerima usul tsb dan sejak itu, Konghucu diakui sebagai agama yang hidup dalam masyarakat Indonesia,” tutur Yusril.
Lius nampaknya seorang Buddhis. Ia sangat akrab dengan tokoh2 dari segala agama, termasuk Habib Rizieq Shihab.
“Kini Lius telah pergi mendahului kita. Saya kehilangan seorang sahabat yang baik hati. Selamat jalan Lius,” kenang Yusril.
Aktivis Lieus Sungkharisma meninggal dunia, Selasa (24/1), di RS Pondok Indah, Bintaro Jaya, Tangerang Selatan. Lieus meninggal dunia karena serangan jantung yang begitu mendadak.
Pemilik nama asli Li Xue Xiung yang lahir di Cianjur, Jawa Barat, 11 Oktober 1959, ini disebutkan menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 21.00 WIB di RS Pondok Indah, Bintaro Jaya.
Jenazah Lieus akan disemayamkan di Rumah Duka Heaven, Pluit, Jakarta Utara, untuk kemudian dikremasi.
Semasa hidup, Lieus pernah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Reformasi Tionghoa Indonesia (PARTI), Wakil Bendahara Depinas SOKSI (Dewan Pimpinan Nasional Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) periode 1986-1991, Ketua di DPP AMPI (Angkatan Muda Pembaruan Indonesia), dan DPP KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia).
Dia juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Generasi Muda Buddhis Indonesia (Gemabuddhi) pada tahun 1985, Ketua Perhimpunan Pengusaha Tionghoa DKI Jakarta dan Ketua Umum Multi Culture Society, sekaligus Wakil Presiden The World Peace Committee. Ia juga mengelola tabloid bernama Naga Post.