Presiden Brazil Peringatkan AS Agar Tak Perpanjang Konflik Ukraina
Abadikini.com, JAKARTA – Amerika Serikat (AS) dan sejumlah sekutunya telah memasok berbagai persenjataan ke Kiev senilai miliaran dolar yang Rusia nilai sebagai faktor yang memperpanjang konflik di Ukraina.
Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva memperingatkan Washington agar tidak menyulut konflik lebih jauh lagi di Ukraina, negara tempat Rusia masih melanjutkan operasi militer khususnya.
Lula mengatakan kepada awak media pascapertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing bahwa “AS harus berhenti mendorong perang dan mulai bicara soal perdamaian.”
“Uni Eropa perlu memulai pembicaraan tentang perdamaian sehingga kami dapat meyakinkan Putin (Presiden Rusia) dan Zelenskyy (Presiden Ukraina) bahwa semua pihak menginginkan perdamaian, dan perang saat ini hanya menarik untuk mereka berdua,” kata Lula.
Dalam pertemuan di Beijing tersebut, Lula dan Xi juga berdiskusi tentang gagasan untuk membentuk sebuah kelompok yang terdiri dari negara-negara sepaham untuk menangani konflik Ukraina.
“Saya punya sebuah teori yang telah saya pertahankan dengan Macron (Presiden Prancis), Olaf Scholz (Kanselir Jerman), dan Biden (Presiden AS), dan kemarin, kami mendiskusikannya dengan Xi Jinping,” kata Lula.
“Kita perlu membentuk sebuah kelompok berisikan negara-negara yang memiliki tekad untuk mencari cara agar perdamaian dapat tercipta,” ujar presiden Brazil itu, menegaskan.
Pernyataan tersebut dilontarkan Lula menyusul pernyataan yang disampaikan oleh Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre bahwa AS akan terus memasok bantuan militer kepada Ukraina.
Washington dan sejumlah sekutunya telah meningkatkan bantuan militer mereka untuk Ukraina, segera setelah Rusia memulai operasi militer khususnya di negara Laut Hitam tersebut.
Rusia telah berulang kali memperingatkan negara-negara yang mengirimkan persenjataan ke Ukraina bahwa pihaknya menganggap pengiriman senjata tersebut sebagai target yang sah, dan bahwa bantuan semacam itu justru akan membuat konflik Ukraina semakin berlarut-larut.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga menekankan bahwa tindakan negara-negara NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) dalam mempersenjatai dan melatih tentara Ukraina merupakan bentuk keterlibatan langsung dalam konflik tersebut.
Sumber: Sputnik-OANA