Bareskrim Polri Menilai Ucapan Andi Hasanuddin Ingin Bunuh Warga Muhammadiyah Tidak Sungguh-sungguh
Abadikini.com, JAKARTA – Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Adi Vivid menilai ucapan peneliti Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin yang ingin membunuh warga Muhammadiyah terkait penetapan 1 Syawal tidak sungguh-sungguh hanya faktor emosi.
“Ada kemungkinan yang bersangkutan melakukan untuk mewujudkan kata-katanya untuk membunuh, saya rasa tidak,” ujar Andi Vivid Senin (1/5/2023).
Andi Pangerang dalam pengakuannya menyampaikan bahwa ancaman dia lontarkan karena lelah mengikuti diskusi di media sosial mengenai beda waktu Idulfitri. Faktor kelelahan tersebut pada akhirnya memicu emosi.
Di lain sisi, Adi Vivid mengungkapkan soal latar belakang Andi Pangerang yang hanya seorang peneliti. Latar belakangnya itu membuat Polri menilai Andi tidak berniat mewujudkan ancamannya itu.
“Yang bersangkutan latar belakangnya adalah keilmuan, dan yang saya sampaikan di awal dia lelah capek karena perdebatan, sehingga mengeluarkan kata-kata tidak pantas,” tutur Adi.
Diketahui, penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber menangkap peneliti BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin. Ia ditangkap imbas ancamannya terhadap warga Muhammadiyah.
Andi Pangerang Hasanuddin diduga sudah terlampau lelah ketika berdiskusi mengenai beda waktu Idulfitri. Faktor kelelahan tersebut pada akhirnya memicu Andi Pangerang melontarkan ancaman terhadap warga Muhammadiyah.
“Motivasinya tadi kami sempat tanyakan kepada yang bersangkutan, bahwa selama ini Pak Thomas (peneliti BRIN, Thomas Djamaluddin) sering berdiskusi yang fokus daripada pernyataan ini adalah pada saat penetapan Lebaran,” kata Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Adi Vivid.
Adi Vivid menyampaikan, diskusi yang berlangsung saat itu sudah dilakukan berulang kali. Dalam diskusi lewat media sosial itu, terjadi tanya jawab hingga penyampaian pendapat.
“Yang bersangkutan menyatakan pada saat menyampaikan hal tersebut mencapai titik lelahnya dia. Kemudian dia emosi, karena ini diskusinya enggak selesai-selesai. Akhirnya emosi dan terucaplah kalimat tersebut,” ungkap Adi Vivid.