Biden, Raja Charles, PM Inggris dan KTT NATO
Abadikini.com, LONDON – Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan bertemu dengan Raja Charles dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dalam pertemuan terpisah pada Senin di mana isu Ukraina dan perubahan iklim diperkirakan mendominasi agenda pertemuan itu.
Biden mendarat di London pada Minggu malam untuk memulai lawatan ke tiga negara termasuk menghadiri KTT NATO di Lithuania yang bertujuan menunjukkan solidaritas kepada Ukraina dalam perjuangan melawan Rusia, sekalipun belum menerima penuh Kiev sebagai anggota aliansi pertahanan tersebut.
Pada Senin di Windsor Castle, presiden berusia 80 tahun dan raja berusia 74 tahun itu akan membahas cara mendorong investasi swasta dalam melawan perubahan iklim yang dinilai keduanya sebagai tantangan tak ada duanya.
“Presiden AS menaruh hormat besar kepada komitmen Raja (Inggris) mengenai isu iklim secara khusus. Raja menunjukkan suara lantang mengenai isu ini,” kata penasihat keamanan Gedung Putih Jake Sullivan kepada wartawan dalam penerbangan Air Force One, Ahad (9/7/2023).
Sullivan mengatakan Biden berharap mempererat hubungan pribadi dengan Raja Charles. Ia mengungkapkan bahwa kedua pemimpin yang tidak kenal dekat itu sudah berbicara melalui telepon awal tahun ini dan memaparkan percakapan itu sebagai “sangat akrab”.
Biden juga akan mengunjungi kantor perdana menteri di Downing Street 10 pada Senin untuk menggelar pertemuan dengan Sunak yang merupakan pertemuan kelima mereka sejauh ini.
Sullivan menyebut kunjungan itu lebih merupakan menjaga kesinambungan dari diskusi panjang mereka dibandingkan dengan sekadar pertemuan formal. Kunjungan itu juga akan menjadi kunjungan perdana Biden ke kantor perdana menteri Inggris sebagai Presiden AS.
Sullivan mengatakan kedua pemimpin negara akan membahas KTT NATO di Lithuania, yang akan dimulai Selasa dan akan didominasi krisis Ukraina.
Sebelum lawatan ini, Biden mendesak berhati-hati dengan keinginan Ukraina bergabung dengan NATO, dan menyatakan aliansi itu dapat terseret dalam perang melawan Rusia akibat pakta pertahanan bersama NATO.
“Saya kira untuk saat ini di tengah suasana perang, belum ada suara bulat dalam NATO mengenai masuknya Ukraina ke dalam keluarga besar NATO,” kata Biden dalam wawancara CNN yang disiarkan Minggu.
Kunjungan Biden diadakan beberapa hari setelah dia menyetujui pengiriman bom tandan yang kontroversial, ke Ukraina.
Bom itu dilarang oleh lebih dari 100 negara, termasuk Inggris, karena ancamannya terhadap warga sipil mengingat senjata tersebut biasanya melepaskan bom-bom kecil dalam jumlah besar yang bisa meratakan sebuah daerah.
Rusia, Ukraina dan AS belum menandatangani Konvensi Munisi Tandan, yang melarang produksi, penyimpanan, penggunaan dan pengerahan jenis senjata ini.
“Saya kira Perdana Menteri Sunak dan Presiden Biden memiliki pandangan strategis yang sama mengenai Ukraina, berpandangan sama mengenai gambaran besar mengenai apa yang hendak kita capai, dan tetap bersatu,” kata Sullivan.
Sumber: Reuters