Mandi Bagusuak, Keunikan Budaya di Paninggahan dalam Pesta Pernikahan

Abadikini.com, SOLOK – Setiap Daerah di Indonesia memiliki kekayaan budaya yang beragam, tak terkecuali di Nagari Paninggahan Kecamatan Junjung Sirih Kabupaten Solok Propinsi Sumatera Barat.

Disana, ada suatu rangkaian acara yang dinamakan dengan ‘mandi bagusuak‘ oleh masyarakat adat setempat. Hal itu dilakukan tiga hari sebelum ijab qabul dilakukan. Kedua pasangan pengantin yang terdiri dari Marapulai dan Anak Daro diluluri dengan ramuan tradisional yang telah dibuat oleh sesepuh setempat. Ramuan itu terbuat dari beras ketan putih, daun kemiri, bunga melati, daun nangka, daun nilam, daun kemuning dan bungo nango.

“Semua bahan ditumbuk halus kemudian dioleskan pada tubuh kedua calon mempelai yang akan melangsungkan akad nikah. Bagi calon mempelai laki-laki ramuan dioleskan oleh laki-laki yang sudah beristri, bagi calon mempelai wanita ramuan dioleskan pula oleh perempuan yang telah menikah,”demikian dikatakan oleh Ramadhan, Kepala Jorong Subarang Nagari Paninggahan.

Kata dia, prosesi bagusuak sendiri dilakukan selama tiga hari dan selama itu pula kedua calon mempelai tidak boleh terkena cahaya matahari langsung dan tidak boleh duduk didekat tungku masak. Sesudah rangkaian itu dilalui barulah dilanjutkan dengan prosesi bainai.

Menurut Ramadhan, dalam bainai, pemasangan inai kedua calon mempelai juga tidak sama. “Kalau untuk calon mempelai wanita itu biasanya semua jari diberi Inai. Tapi, kalau untuk calon mempelai laki-laki Inai hanya dipasang didelapan jari yaitu dua di ibu jari tangan, dua ibu jari kaki, dan dua jari manis serta dua jari kelingking. Itupun dilakukan selama tiga hari,” terang dia.

Setelah itu dilakukan prosesi dilanjutkan dengan rangkaian acara bacukua yaitu membersihkan segala bulu halus ditubuh. Masyarakat setempat menyebutnya ‘mambuang bulu buruak‘. Acara ini dilaksanakan dirumah Induak Bako saat acara Japuik Bako di Paninggahan. “Biasanya, mempelai wanita dijemput oleh saudara perempuan ayahnya lalu dilaksanakan lah acara bacukua tersebut,” pungkas Ramadhan.

Setelah itu selesai, kata Ramadhan, barulah pengantin di rias sedemikian rupa, di make up. Menurut dia, rangkaian itu telah dilakukan turun temurun oleh nenek moyang masyarakat disana. Maknanya bahwa dengan melaksanakan hal tersebut kedua pasangan pengantin ini betul-betul bersih secara fisik dan mental. Konon katanya setelah melaksanakan hal tersebut dapat diketahui apakah wanita yang akan menikah itu masih gadis atau tidak lewat tanda-tanda tertentu.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker
planet128 cahaya128 planet128 turbo128 planet128 rawit128 cahaya128 rawit128 planet128 rawit128 planet128 planet128 rawit128 turbo128 rawit128 planet128 rawit128 turbo128 planet128 rawit128 planet128 planet128 planet128 planet128 turbo128 rawit128 planet128 planet128 planet128 rawit128 turbo128 turbo128 planet128 rawit128 rawit128 planet128 turbo128 Slot mega888 slot slot gacor slot demo