Usai Mengidap Covid-19, Paul Alexander Si Manusia Paru-paru Besi Meninggal Dunia
Abadikini.com, JAKARTA – Paul Alexander pria bernapas dengan paru-paru besi meninggal dunia pada usia 78 tahun.
Pejuang polio survivor asal Amerika Serikat itu mengembuskan napas terakhirnya pada Senin (11/3) di Texas.
“Paul Alexander, ‘Pria di Paru-paru Besi’, meninggal dunia kemarin,” tulis situs penggalangan dana GoFundMe melansir BBC.
Tidak disebutkan penyebab kematiannya, namun ia sempat dilarikan ke rumah sakit pada akhir Februari lalu usai dinyatakan mengidap COVID-19.
Setelah keluar dari rumah sakit, Paul sempat kesulitan makan dan minum. Kondisinya pun terlihat begitu lemah.
“Ia masih kesulitan untuk makan dan minum,” ucap Lincoln, sosok yang menjalankan media sosial Paul.
Paul Alexander tertular polio saat berusia 16 tahun pada 1952 silam. Kondisi itu membuatnya lumpuh dari bagian leher ke bawah.
Ia juga tidak bisa bernapas secara mandiri hingga dokter memutuskan untuk memasukkannya ke dalam paru-paru besi, yang kala itu menjadi alat kesehatan tercanggih.
“Saat itu saya tidak bisa berbicara, tidak bisa berteriak, tidak bisa menangis. Saya tidak bisa berbuat apa-apa,” kata Paul dalam podcast pada 2022 lalu.
Paru-paru besi atau silinder logam yang membungkus tubuhnya hingga leher ini berfungsi untuk membantu Paul bernapas dengan menyedot udara sehingga paru-parunya mengembang.
Meski hidup dalam kondisi tersebut, semangat Paul tetap membara. Ia tetap bersekolah dibantu oleh seorang tutor dan berhasil meraih ijazah Sekolah Menengah Atas pada usia 21 tahun.
Ia lalu melanjutkan pendidikannya di University of Texas pada 1978 dan meraih gelar sarjana hukum pada 1984.
Usai mengantongi gelar tersebut, Paul Alexander sempat bekerja sebagai pengacara selama beberapa dekade.
Paul Alexander juga mendapatkan Guinness World Records sebagai orang terlama yang hidup di paru-paru besi.