Saratoga Kuatkan Investasi di Brawijaya Healthcare dan Infrastruktur Digital dengan Arus Kas Solid
Abadikini.com, JAKARTA – PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (Saratoga, kode saham: SRTG) mencatatkan arus kas yang kuat sebesar Rp 2,5 triliun sepanjang semester I-2024, yang berasal dari dividen dan monetisasi portofolio investasi. Dukungan arus kas ini memungkinkan perusahaan untuk terus mengoptimalkan peluang investasi di sektor-sektor strategis dengan prospek pertumbuhan jangka panjang.
Devin Wirawan, Direktur Investasi Saratoga, mengungkapkan bahwa salah satu investasi penting pada semester I-2024 adalah akuisisi mayoritas saham Brawijaya Healthcare, jaringan rumah sakit terkemuka di Indonesia. “Kami percaya Brawijaya memiliki fundamental yang kuat untuk terus berkembang dan memperluas jaringannya di Indonesia. Saat ini, Brawijaya mengoperasikan lima rumah sakit dan dua klinik di Jakarta, Depok, Bandung, dan Tangerang,” jelas Devin dalam pernyataan resminya.
Saratoga optimis terhadap kemampuan ekspansi Brawijaya, yang didukung oleh tim manajemen berpengalaman. Kolaborasi antara Saratoga dan manajemen Brawijaya akan memperkuat operasional dan menciptakan pertumbuhan bisnis berkelanjutan. Brawijaya juga fokus mengembangkan Centers of Excellence, termasuk BraveHeart, pusat layanan kardiovaskular terkemuka yang dipimpin oleh Dr. dr. Muhammad Yamin, Sp.JP (K), Sp.PD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS. BraveHeart dilengkapi teknologi canggih seperti Hybrid Operating Theatre, memungkinkan tindakan bedah dan non-bedah secara simultan.
Selain sektor kesehatan, Saratoga juga memperluas investasi pada infrastruktur digital melalui Bersama Digital Data Centres (BDDC). BDDC baru saja meresmikan pusat data kedua, JST1, di Jakarta Timur dengan standar Tier IV yang dapat menampung 1.008 rak dalam delapan lantai. JST1 dilengkapi sumber listrik ganda dan solusi komprehensif dalam satu platform BDDC, mendukung penyimpanan data berkualitas tinggi dengan latensi rendah.
Keberadaan JST1 melengkapi data centre JBT1 di Jakarta Barat. BDDC menargetkan peningkatan kapasitas JST1 hingga 32 MW dan JBT1 hingga 30 MW, membuktikan komitmen BDDC dalam mendukung perkembangan teknologi digital di Indonesia.
Devin menyatakan bahwa potensi sektor infrastruktur digital di Indonesia masih sangat besar. Saratoga berkomitmen untuk terus mengoptimalkan peluang dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui investasi strategis. “Kami fokus memperkuat investasi portofolio yang ada dan mengembangkan investasi pada perusahaan dengan prospek pertumbuhan berkelanjutan,” tambahnya.
Lany D. Wong, Direktur Keuangan Saratoga, menambahkan bahwa di tengah kondisi pasar dan ekonomi global yang dinamis, Saratoga tetap mempertahankan kinerja keuangan yang positif. Pada semester I-2024, perusahaan mencatatkan Net Asset Value (NAV) sebesar Rp 49,4 triliun, tumbuh 4% dibandingkan kuartal I-2024 sebesar Rp 47,5 triliun. Pertumbuhan ini didukung oleh kinerja positif portofolio seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA), serta peningkatan portofolio perusahaan non-publik.
Selain itu, Saratoga berhasil menurunkan posisi utang bersih hampir setengahnya menjadi Rp 449 miliar pada akhir semester I-2024, dibandingkan Rp 885 miliar pada kuartal I-2024. Perusahaan juga mempertahankan rasio biaya operasional terhadap NAV dan loan-to-value pada tingkat yang sehat masing-masing sebesar 0,6% dan 0,7%, menunjukkan soliditas portofolio investasi dan efektivitas manajemen dalam eksekusi strategi investasi.