AS Tegaskan Tidak Terlibat dalam Penggulingan PM Bangladesh Sheikh Hasina
Abadikini.com, JAKARTA – Gedung Putih menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak memiliki keterlibatan dalam kerusuhan yang berujung pada penggulingan Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina. Pernyataan ini disampaikan oleh juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, dalam sebuah jumpa pers pada Senin (12/8/2024).
Jean-Pierre menepis laporan dan rumor yang mengaitkan AS dengan aksi kerusuhan mahasiswa yang memaksa Hasina mundur dan mencari perlindungan di India.
“Kami sama sekali tidak terlibat. Setiap laporan atau rumor bahwa pemerintah Amerika Serikat terlibat dalam peristiwa ini sangat tidak benar,” ujarnya, seperti dikutip oleh Reuters.
Lebih lanjut, Gedung Putih menegaskan bahwa apa yang terjadi di Bangladesh adalah hasil dari keputusan rakyat negara tersebut untuk menentukan masa depan mereka sendiri.
“Kami percaya bahwa rakyat Bangladesh harus menentukan masa depan pemerintah mereka, dan itu adalah posisi kami,” tambah Jean-Pierre.
Sebelumnya, sebuah laporan di surat kabar Economic Times di India pada Minggu (11/8), mengutip pernyataan yang diklaim berasal dari Hasina, menuduh AS berperan dalam menggulingkannya untuk menguasai pulau Saint Martin di Teluk Benggala, Bangladesh.
Namun, putra Hasina, Sajeeb Wazed, membantah klaim tersebut melalui sebuah cuitan di platform X, dengan menyatakan bahwa Hasina tidak pernah membuat pernyataan seperti itu.
Saat ini, Bangladesh dipimpin oleh pemerintahan sementara yang diketuai oleh peraih Nobel Perdamaian, Muhammad Yunus, yang dilantik pekan lalu setelah gelombang protes mahasiswa berubah menjadi demonstrasi besar-besaran untuk menggulingkan Hasina.
Kerusuhan ini dipicu oleh ketidakpuasan terhadap kebijakan kuota PNS veteran, yang kemudian berkembang menjadi tuntutan pengunduran diri Hasina, yang baru saja memenangkan masa jabatan keempat berturut-turut pada bulan Januari—sebuah pemilu yang dikecam keras oleh oposisi dan dinilai oleh AS sebagai pemilu yang tidak bebas dan adil.
Sheikh Hasina dilaporkan meninggalkan Bangladesh menuju New Delhi dan dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk mencari perlindungan di Inggris.