Peran Vital Polwan dalam Pencegahan TPPO
Abadikini.com, JAKARTA – Polisi Wanita (Polwan) memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya pencegahan dan penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), terutama karena mayoritas korban dari kasus ini adalah perempuan dan anak-anak. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Satgas Saber Pungli, Irjen Pol. Andry Wibowo, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (4/10/2024).
“Polwan memiliki peran penting dalam penanganan TPPO. Sebagai korban yang umumnya adalah perempuan dan anak, pendekatan yang digunakan Polwan harus bersifat empati dan dilakukan dari hati ke hati,” ujar Andry.
Menurut data yang dihimpun oleh Satgas Saber Pungli, terdapat sekitar 40 juta orang yang menjadi korban perdagangan manusia di seluruh dunia. Bentuk-bentuk TPPO tersebut meliputi kerja paksa (forced labor), perdagangan seks, pernikahan paksa, eksploitasi seksual, serta human trafficking yang disponsori oleh negara.
Andry mengungkapkan, beberapa penyebab utama terjadinya perdagangan manusia antara lain kemiskinan ekstrem, konflik, kurangnya akses pendidikan dan pekerjaan, serta pernikahan dini dan ketiadaan tempat tinggal. Dia juga menyoroti lima negara dengan kasus human trafficking terburuk, yaitu Libya, Eritrea, Yaman, Uni Emirat Arab (UEA), dan Turkmenistan.
Indonesia sendiri memiliki potensi besar terhadap kasus human trafficking, termasuk kerja paksa di perkebunan kelapa sawit, keterlibatan dalam operasi internasional penipuan (scamming), dan pekerja paksa di negara-negara tertentu.
Untuk memperkuat upaya penanganan TPPO, Andry menekankan pentingnya penguatan Polwan melalui beberapa inisiatif, seperti pembentukan subdit khusus TPPO oleh Kapolri, pengembangan kebijakan berkelanjutan, penempatan SDM yang tepat dan kompeten, serta pelatihan capacity building untuk menjadikan Polwan Indonesia berstandar internasional. “Selain itu, meritokrasi dan sistem reward serta punishment juga harus diterapkan untuk meningkatkan efektivitas penanganan TPPO oleh Polwan,” tutupnya.
