Dokter Anak UI: Waspadai Dampak Negatif Pemberian Teh pada Anak
Abadikini.com, JAKARTA – Dokter spesialis anak dari Universitas Indonesia, dr. Ria Yoanita, Sp.A, mengingatkan para orang tua agar berhati-hati dalam memberikan teh kepada anak-anak. Menurutnya, konsumsi teh yang tidak terkontrol dapat berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak, terutama karena teh tidak mengandung nutrisi yang dibutuhkan anak.
Dalam wawancara dengan ANTARA, dilansir Abadikini, Ahad (13/10), dr. Ria menyarankan orang tua untuk memperhatikan waktu pemberian teh dan memastikan agar anak tidak mengonsumsi teh secara berlebihan. Salah satu risiko yang dihadapi adalah anak-anak merasa kenyang setelah minum teh, sehingga kehilangan nafsu makan.
“Teh tidak mengandung zat gizi makro seperti karbohidrat, protein, dan lemak, yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan anak,” jelasnya. Selain itu, teh hanya mengandung sedikit mineral, sehingga tidak memberikan manfaat nutrisi yang signifikan bagi anak-anak.
Dr. Ria juga menyoroti kandungan polifenol dan asam fitat dalam teh yang dapat menghambat penyerapan zat besi, sehingga meningkatkan risiko defisiensi besi. “Anak-anak yang sering minum teh berisiko terkena anemia defisiensi besi, yang dapat berdampak pada penurunan berat badan dan berujung pada stunting jika tidak ditangani,” tambahnya.
Teh juga mengandung stimulan seperti kafein, theobromine, dan teofilin yang dapat membuat anak menjadi hiperaktif dan mengganggu pola tidurnya. Selain itu, sifat diuretik dari teh dapat membuat anak lebih sering buang air kecil.
Dr. Ria juga menekankan bahaya teh kemasan yang tinggi kandungan gula, yang dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak. “Minuman dengan kandungan gula tinggi seperti teh kemasan sebaiknya dihindari karena bisa memicu obesitas,” pungkasnya.