Abdul Mu’ti Paparkan Tiga Strategi Meningkatkan Kualitas Guru di Indonesia
Abadikini.com, JAKARTA – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyoroti tiga strategi utama untuk meningkatkan kualitas guru di Indonesia demi menciptakan pendidikan yang lebih baik. Strategi ini selaras dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam membangun sumber daya manusia yang unggul melalui pendidikan wajib selama 13 tahun.
“Usaha kita saat ini adalah meningkatkan layanan pendidikan untuk semua, termasuk pelaksanaan wajib belajar 13 tahun,” ujar Abdul dalam kunjungannya di Balai Guru Penggerak Provinsi Sumatera Selatan, Palembang, Jumat (01/11/2024).
Tiga Strategi Memajukan Pendidikan Indonesia
1. Sertifikasi Guru
Abdul menekankan pentingnya sertifikasi guru, mengingat banyak guru di Indonesia yang belum memiliki gelar akademik Diploma 4 (D4) atau Strata 1 (S1). Kementerian berkomitmen memberikan dukungan berupa beasiswa dan program pendidikan bagi para guru untuk mendapatkan ijazah tersebut.
2. Peningkatan Kompetensi Guru
Strategi kedua fokus pada peningkatan kompetensi guru dalam empat aspek: akademik, pedagogik, sosial, dan moral. Abdul menyatakan bahwa Kemendikdasmen akan memperkuat Pendidikan Profesi Guru (PPG) dengan penambahan materi bimbingan konseling dan pendidikan nilai.
3. Peningkatan Kesejahteraan Guru
Abdul menegaskan bahwa kesejahteraan guru sangat memengaruhi kualitas pendidikan. Oleh karena itu, kementerian berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan guru di seluruh Indonesia.
Posisi Guru Honorer Dipertahankan
Abdul memastikan bahwa tidak ada rencana untuk menghapus posisi guru honorer, mengingat peran penting mereka dalam sistem pendidikan Indonesia. “Saat ini, kami belum memiliki rencana untuk menghilangkan guru honorer, karena peran mereka sangat dibutuhkan,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa guru honorer menjadi solusi bagi tantangan distribusi guru yang tidak merata dan kebutuhan pengajar di bidang studi tertentu. “Secara keseluruhan, jumlah guru di Indonesia sudah cukup, namun masalahnya terletak pada distribusi,” tegas Abdul.
Abdul juga menyebutkan kemungkinan rekrutmen tambahan guru honorer, terutama untuk bidang studi tertentu, apabila anggaran mendukung. “Jika anggaran memungkinkan, kami akan melakukan rekrutmen untuk bidang-bidang studi tertentu,” tambahnya.