Kepala Instagram Sebut Medsos Butuh Lebih Banyak Konteks Hadapi AI
Abadikini.com, JAKARTA – Kepala Instagram Adam Mosseri dalam unggahannya di Threads menyatakan bahwa platform media sosial saat ini menghadapi tantangan yakni membutuhkan lebih banyak konteks dalam menghadapi perkembangan Artificial Intelligence (AI) yang juga kini aktif dilibatkan dalam pembuatan konten.
Unggahannya pada Minggu (15/12) itu, menceritakan bahwa peran platform menjadi lebih signifikan bagi pengguna layanannya dalam hal memberikan pembeda antara konten yang diproduksi oleh kreator konten sungguhan atau konten yang dibuat oleh AI.
“Peran kami sebagai platform internet adalah memberi label konten yang dihasilkan sebagai AI sebaik mungkin,” tulis Mosseri seperti dikutip dari The Verge dalam laporannya, Senin (16/12/2024).
Tetapi ia mengakui ada saja beberapa konten yang mungkin terlewatkan oleh label tersebut.
Karena itu, platform juga harus memberikan konteks tentang siapa yang berbagi sehingga pengguna dapat memutuskan seberapa besar mereka mempercayai konten mereka.
Pengguna juga diharapkan tidak serta merta percaya begitu saja pada hal-hal yang beredar di media sosial dan Mosseri berharap dalam unggahan lainnya agar pengguna bisa mencari sumber lain untuk memastikan kebenaran suatu peristiwa atau konten yang dikonsumsinya.
Hal serupa yang juga harus dilakukan saat pengguna marak menggunakan chatbot AI masa kini, yang mungkin saja mengalami kendala dan memberikan informasi yang salah kepada pengguna.
Membahas pengembangan Meta yang menjadi ekosistem induk Instagram, secara khusus sejauh ini Meta belum menawarkan banyak konteks seperti yang dimaksud oleh Adam Mosseri.
Meski begitu, perusahaan yang dipimpin oleh Mark Zuckeberg tersebut baru-baru ini mengisyaratkan adanya perubahan besar yang akan datang dalam pengaturan kontennya.
Saat ini konteks yang dimaksud oleh Mosseri justru terdengar mirip seperti yang dilakukan oleh X dan YouTube dengan catatan komunitasnya ataupun adanya filter khusus moderasi dari Bluesky.
Belum diketahui apakah Meta akan melakukan langkah serupa, namun bisa saja perusahaan teknologi itu meningkatkan pengaturan kontennya agar bisa memberikan lebih banyak konteks membedakan mana konten buatan manusia dan mana yang dibuat oleh mesin.