Cerita Kimberly Ryder, Baru 3 Bulan Melahirkan, Hamil Lagi Anak Kedua
Abadikini.com, JAKARTA – Dalam sebuah wawancara, Kimberly Ryder berbicara terbuka tentang tantangan yang dihadapinya dalam pernikahan, khususnya terkait hak perempuan atas tubuh mereka sendiri.
Setelah lima setengah tahun menikah dengan Edward Akbar, Kimberly mengungkapkan bahwa tekanan untuk memiliki anak tanpa jeda menjadi salah satu faktor yang memengaruhi perpisahan mereka. Ia menceritakan pengalamannya ketika dilarang menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan anak pertama.
“Saat itu aku ingin KB, tapi tidak dibolehkan. Katanya biarkan natural saja, karena takut nanti sulit punya anak lagi. Namun, hanya tiga bulan setelah melahirkan anak pertama, aku sudah hamil lagi,” ungkap Kimberly.
Kimberly menegaskan bahwa pengalaman ini memberinya pelajaran berharga. Ia menyadari pentingnya perempuan untuk memiliki kendali penuh atas tubuh mereka, termasuk dalam hal merencanakan kehamilan.
“No, ini badan kamu. Ini kehidupan kamu. Kamu yang hamil, kamu yang tahu rasanya,” ujar Kimberly dengan tegas.
Menurutnya, tidak ada pihak, termasuk pasangan, yang berhak memaksakan keinginan jika bertentangan dengan kehendak perempuan itu sendiri.
Melalui ceritanya, Kimberly berharap bisa memberi inspirasi bagi perempuan lain agar lebih berani menentukan apa yang terbaik bagi diri mereka. Ia percaya, keputusan tentang tubuh dan kesehatan perempuan harus dihormati, apa pun situasinya.
“Aku nggak menyesal dengan kehadiran anak-anakku. Aku mencintai mereka sepenuh hati. Tapi aku ingin perempuan lain tahu, jangan sampai merasa tertekan atau kehilangan kendali atas keputusan penting dalam hidup mereka,” tambahnya.
Cerita Kimberly ini menjadi pengingat akan pentingnya kesadaran tentang hak perempuan dalam keluarga dan masyarakat. Banyak perempuan yang mungkin menghadapi tekanan serupa, baik dari pasangan maupun lingkungan sekitar.
Kimberly kini fokus menjalani hidup baru dengan semangat yang lebih kuat. Ia berharap kisahnya bisa menjadi motivasi untuk perempuan lainnya agar berani bersuara, menjaga kesehatan mental, dan mempertahankan hak atas tubuh mereka sendiri.