Assessment Menyeluruh: Fondasi Kebangkitan Partai Bulan Bintang
Oleh: Dudu Abdussomad HM
![](https://www.abadikini.com/media/files/2025/01/IMG_20250115_174333-780x470.jpg)
Abadikini.com, JAKARTA – Muktamar VI Partai Bulan Bintang (PBB) yang berlangsung pada 13-15 Januari 2025 di Bali telah menetapkan Gugum Ridho Putra sebagai Ketua Umum terpilih untuk periode 2025-2030. Momentum Muktamar tersebut tentu saja bukan sekadar pergantian kepemimpinan, tetapi diharapkan dapat menjadi titik tolak bagi PBB untuk melakukan refleksi mendalam terhadap kondisinya saat ini.
Dengan tren perolehan suara yang terus menurun dalam beberapa pemilu terakhir, tantangan yang dihadapi kepengurusan baru tidaklah ringan. Jika ingin kembali menjadi kekuatan politik yang diperhitungkan, PBB harus memastikan setiap langkah yang diambil benar-benar terencana dan berbasis pada data yang akurat.
Dalam menghadapi realitas ini, langkah pertama yang harus dilakukan adalah assessment dimana PBB melakukan evaluasi dan penilaian secara menyeluruh, holistik dan komprehensif terhadap kondisi riil internal dan eksternal partai. Assessment ini sangat penting dan urgent karena tanpa assessment setiap strategi yang dirancang berisiko tidak efektif, bahkan bisa kontraproduktif.
Assessment ini akan membantu kepengurusan baru memahami kondisi internal partai secara lebih objektif, sekaligus mengidentifikasi peluang dan ancaman yang ada di lingkungan eksternal.
Assessment yang dilakukan tidak sekadar menggali data an sich, tetapi juga harus mampu menakar kemampuan riil partai. Seberapa kuat jaringan kepengurusan di daerah? Apakah DPW dan DPC masih aktif menjalankan fungsi kepartaian? Bagaimana kondisi kaderisasi partai saat ini? Semua pertanyaan ini harus dijawab agar PBB memiliki gambaran yang jelas mengenai kapasitasnya dalam menghadapi Pemilu 2029.
Sebuah partai tidak akan bisa berkembang tanpa fondasi organisasi yang kokoh. Jika kepengurusan di daerah tidak berjalan dengan baik, maka strategi yang dirancang di tingkat pusat akan sulit diimplementasikan. Begitu juga jika mesin partai tidak bekerja secara optimal, maka daya saing PBB dalam merebut simpati pemilih akan semakin melemah.
Lebih jauh, assessment ini juga perlu dilakukan untuk mengidentifikasi akar permasalahan yang menyebabkan penurunan suara dalam beberapa pemilu terakhir. Tren negatif ini bukan sesuatu yang terjadi begitu saja, melainkan akibat dari berbagai faktor yang harus dipahami secara mendalam.
Pertanyaan yang perlu dijawab misalanya, Apakah penyebabnya terletak pada strategi komunikasi yang tidak efektif? Apakah ada pergeseran preferensi pemilih yang tidak diantisipasi oleh partai? Bisa jadi, permasalahan utamanya adalah lemahnya pola rekrutmen kader atau kurangnya konsolidasi di tingkat daerah.
Tanpa analisis yang tajam dan berbasis data, kepengurusan baru hanya akan terjebak dalam siklus strategi yang berulang tanpa ada perbaikan nyata.
Metodologi Assessment
Dalam melakukan assessment ini, PBB harus menerapkan metode yang sistematis dan berbasis pada instrumen yang tepat. Salah satu cara yang bisa digunakan adalah survei internal untuk mengevaluasi kondisi organisasi partai, mulai dari efektivitas kepengurusan hingga loyalitas kader.
Survei eksternal juga perlu dilakukan guna memahami bagaimana persepsi masyarakat terhadap PBB serta seberapa besar peluang partai untuk menarik pemilih baru.
Selain survei, analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) dapat digunakan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai posisi PBB saat ini. Melalui analisis ini, PBB bisa mengidentifikasi kelebihan yang dapat dimaksimalkan, kelemahan yang perlu diperbaiki, peluang yang bisa dimanfaatkan, serta ancaman yang harus diantisipasi.
Selain metode kuantitatif seperti survei dan analisis data pemilu, assessment juga perlu dilakukan melalui pendekatan kualitatif, seperti Focus Group Discussion (FGD). Dalam forum ini, kader di berbagai tingkatan bisa memberikan masukan langsung mengenai kondisi partai di daerah masing-masing.
Tidak hanya itu, melibatkan kelompok pemilih potensial dalam diskusi ini juga penting untuk memahami apa yang mereka harapkan dari sebuah partai politik. Dengan cara ini, PBB bisa mendapatkan insight yang lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan politik masyarakat.
Di era digital saat ini, assessment juga harus mencakup evaluasi terhadap strategi komunikasi partai di media sosial. Seberapa besar keterlibatan masyarakat dalam isu-isu yang diangkat PBB? Apakah kampanye digital yang selama ini dilakukan sudah efektif dalam membangun citra partai?
Semua aspek ini perlu dievaluasi agar PBB bisa merancang strategi komunikasi yang lebih tepat sasaran di masa mendatang.
Keterlibatan Para Pihak dalam Assessment
Untuk memastikan assessment berjalan secara objektif dan menyeluruh, PBB tidak bisa bekerja sendiri. Berbagai pihak harus dilibatkan dalam proses ini.
Struktur kepengurusan partai, mulai dari DPW hingga DPC, harus berperan aktif dalam memberikan laporan mengenai realitas yang ada di lapangan.
Selain itu, PBB juga bisa bekerja sama dengan lembaga survei independen guna mendapatkan data yang lebih akurat mengenai persepsi publik terhadap partai.
Akademisi dan pakar politik dapat turut serta dalam memberikan analisis mendalam mengenai dinamika politik nasional, sementara media dan pengamat politik bisa membantu dalam mengevaluasi bagaimana PBB selama ini dipersepsikan oleh publik.
Yang tak kalah penting, suara kader dan simpatisan partai harus didengar agar partai ini benar-benar memahami apakah program dan kebijakan yang selama ini dijalankan sudah sesuai dengan harapan mereka.
Membangun Strategi yang Tepat Berbasis Data
Setelah assessment menyeluruh dilakukan, barulah PBB bisa merancang strategi yang benar-benar relevan dengan kondisi saat ini. Strategi yang disusun harus berbasis data dan fakta, bukan sekadar asumsi atau optimisme tanpa dasar.
Misalnya, jika hasil assessment menunjukkan bahwa pemilih muda masih belum tertarik dengan PBB, maka partai ini harus segera mengembangkan strategi komunikasi yang lebih sesuai dengan karakteristik anak muda.
Jika ditemukan bahwa kelemahan utama ada pada koordinasi antara pusat dan daerah, maka perlu ada reformasi dalam manajemen internal partai.
Assessment juga akan membantu dalam menentukan prioritas kerja. Dengan sumber daya yang terbatas, PBB harus fokus pada program-program yang benar-benar memberikan dampak besar bagi peningkatan elektabilitas partai. Jangan sampai partai terjebak dalam program-program seremonial yang tidak efektif dalam mendulang suara di pemilu.
Perumusan Strategi dengan Prinsip SMART
Setelah melakukan assessment, selanjutnya PBB dapat merumuskan strategi yang tepat. Merumuskan strategi yang efektif dan efisien sangatlah krusial, dan salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah prinsip SMART, yaitu: Specific (spesifik), Measurable (terukur), Achievable (dapat dicapai), Relevant (berkesesuaian) dan Time-bound (terikat waktu).
Dengan menerapkan prinsip SMART, Partai Bulan Bintang dapat memastikan bahwa setiap rencana strategis yang disusun tidak hanya sekadar wacana, tetapi juga menjadi program kerja yang konkret dan terukur. Pendekatan ini memungkinkan partai untuk lebih adaptif dan responsif terhadap perubahan, sekaligus menciptakan akuntabilitas di setiap level organisasi.
Kesimpulan: Assessment sebagai Kunci Kemenangan
Pemilu 2029 memang masih beberapa tahun lagi, tetapi kemenangan tidak bisa diraih hanya dengan kerja keras di tahun-tahun terakhir menjelang pemilu.
PBB harus mulai bergerak sekarang, dan langkah pertama yang harus dilakukan adalah assessment menyeluruh terhadap kondisi partai.
Dengan memahami kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada, PBB akan mampu menyusun strategi yang lebih realistis dan efektif. Assessment bukan hanya formalitas, tetapi merupakan fondasi utama bagi kebangkitan partai ini.
Momentum Muktamar VI harus dimanfaatkan sebagai titik balik bagi PBB. Jika assessment dilakukan dengan serius dan hasilnya dijadikan dasar dalam setiap kebijakan strategis, maka harapan untuk membawa PBB kembali ke jalur kejayaan bukanlah sekadar mimpi.
Sebagai kader yang peduli terhadap masa depan partai, saya berharap kepengurusan baru benar-benar menjadikan assessment ini sebagai prioritas utama. Jangan terburu-buru dalam menyusun strategi tanpa mengetahui kondisi riil partai.
Kemenangan di masa depan ditentukan oleh evaluasi yang dilakukan hari ini. Jika assessment dilakukan dengan benar, maka langkah-langkah yang diambil ke depan akan lebih terarah, efektif, dan berpeluang besar untuk membawa PBB kembali menjadi kekuatan politik yang diperhitungkan.
Wallahu a’lam bi al-shawab
Lembah Ciremai, Februari 2025