Striker Anyar AC Milan Santiago Gimenez Mengaku Emosional Jelang Lawan Feyenoord di Liga Champions
![](https://www.abadikini.com/media/files/2025/02/IMG_20250211_180904-780x470.jpg)
Abadikini.com, JAKARTA – Striker anyar AC Milan Santiago Gimenez akan sangat emosional ketika dirinya kembali ke De Kuip untuk menghadapi Feyenoord pada leg pertama play-off Liga Champions, Kamis (13/2) pukul 03.00 WIB.
Gimenez akan kembali ke De Kuip setelah hampir satu pekan menyelesaikan kepindahannya ke kota Milan sebagai pengganti Alvaro Morata yang hijrah ke Galatasaray.
“Ada banyak emosi yang saling bertentangan. Sejujurnya saya ingin Milan melawan Feyenoord karena jika saya bertahan di Feyenoord saya akan bermain melawan tim yang selalu saya impikan,” kata Gimenez, dikutip dari AFP, Selasa (11/2/2025).
Feyenoord adalah klub yang membesarkan nama Gimenez setelah striker asal Meksiko itu bergabung dengan klub besar Belanda tersebut pada Juli 2022.
Dengan 65 gol dan 14 asis dari 105 penampilannya di semua kompetisi, serta satu trofi Liga Belanda, Piala KNVB, dan Piala Johan Cruijff, Gimenez sangat dicintai oleh para penggemar Feyenoord.
Namun, kedatangannya pada malam hari Liga Champions nanti bukan sudah berbeda bagi para penggemar tuan rumah, karena striker berusia 23 tahun itu membawa misi menyingkirkan Feyenoord dari babak play-off.
“Tetapi sekarang saya di Milan, itu akan menjadi hal yang luar biasa karena saya bisa melihat keluarga saya di Rotterdam dan klub yang benar-benar terhubung dengan saya. Ini adalah kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada tim yang pernah bersama saya melalui masa-masa indah,” ucap Gimenez.
Setelah memberikan umpan kepada sesama pemain pendatang baru Joao Felix pada debut keduanya di kemenangan Piala Italia pekan lalu atas Roma, Gimenez kemudian mencatatkan namanya ke papan skor dengan penyelesaian melengkung berkelas yang memastikan kemenangan 2-0 Milan di pertandingan Liga Italia melawan Empoli pada Sabtu lalu.
Ketika ditanya apa yang membuatnya terpincut pindah ke Milan, ia mengatakan karena ia adalah Milanisti sejak kecil yang tumbuh mengidolakan pemain-pemain bintang mereka mulai Ricardo Kaka, David Beckam, hingga Andre Pirlo.
“Itu selalu menjadi impian saya sebagai seorang anak laki-laki dan ketika mereka menghubungi saya, rasanya seperti: ‘Saya tidak bisa melewatkan kesempatan ini’,” tutup dia.